Pada 1932, minyak muncul di Bahrain sehingga antusiasme untuk menemukan emas hitam di tanah Saudi makin meningkat.
Ketika Holmes tidak berhasil menemukan minyak, Raja Abdulaziz berkonsultasi dengan banyak pakar, termasuk pengusaha Amerika Serikat Charles Crane dan insinyur pertambangan AS Karl Twitchell.
Pada 1933, raja menandatangani perjanjian pertamanya dengan perusahaan minyak AS.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Hideki Tojo, PM Jepang Era Perang Dunia II
Tidak sampai Maret 1938, perusahaan mogok dan pekerjaan hampir terhenti selama Perang Dunia II.
Hal tersebut membuat kerajaan sekali lagi hampir tidak memiliki uang. Saudi tidak ambil bagian dalam Perang Dunia II.
Pada 1943, nama perusahaan yang mengendalikan minyak di Saudi berubah menjadi Arabian American Oil Company (ARAMCO).
Menjelang akhir perang, eksploitasi minyak dilanjutkan. Pada 1950, Raja Abdulaziz memperoleh penerimaan sekitar 200.000 dollar AS.
Tiga tahun kemudian, dia mendapat sekitar 2.500.000 juta dollar per pekan. Namun, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan semua uang itu.
Tumpukan uang kerajaan menarik para penipu di Timur Tengah. Sang Raja tak mampu mengatasi persoalan keuangan.
Dia menderita masalah jantung selama tahun-tahun berikutnya dan sakit parah pada Oktober 1953.
Raja Abdulaziz al-Saud meninggal karena serangan jantung pada 9 November 1953 di usia 76 tahun. Dia dimakamkan di pemakaman Al Oud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.