Dia begitu tegas dan berani serta memiliki keterampilan kepemimpinan yang hebat. Abdulaziz bersumpah untuk menaklukkan kembali semua tanah yang dulunya dikuasai Dinasti Saud.
Pada 1901, Abdulaziz yang saat itu berusia 21 tahun, berangkat dari Kuwait dengan 40 unta untuk merebut kembali tanah keluarganya.
Mencapai Riyadh, dia dan kelompok kecilnya menyelinap ke kota pada malam hari. Sementara Gubernur Rashidi tidur di kastil, dan biasanya keluar setiap pagi setelah fajar.
Abdulaziz bersembunyi sampai gubernur muncul, lalu bergegas maju dengan anak buahnya dan membunuhnya. Kemudian, dia merebut kastil.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Salman bin Abdulaziz, Raja Ketujuh Arab Saudi
Insiden itu membangkitkan seluruh mantan pendukung dinastinya. Dalam dua tahun, pertempuran terjadi untuk mendapatkan kembali setengah dari wilayah Arab tengah.
Namun, Abdulaziz mengalami kekalahan pada Juni pada 1904 karena lawannya memperoleh bantuan dari Turki. Meski demikian, dia tidak diusir dari Arab tengah dan segera membangun kembali pasukannya.
Pada 1907 hingga 1912, dia melewatkan pertempuran yang hina. Namun, Turki akhirnya pergi karena tidak mampu memasok pasukan lagi.
Dia menaklukan Najd dan pantai timur Arab. Setelah Perang Dunia I, dia menerima dukungan besar dari Inggris untuk melawan Al-Rashdi pada 1920.
Dalam dua tahun, dia mengalahkan rivalnya dan terus memperluas kekuasaan wilayah Saudi. Abdulaziz juga menerima dukungan pemerintah Inggris dan bantuan internasional.
Dia mendirikan negara kekuasaannya dengan nama Kerajaan Arab Saudi dan menjadi raja pada 23 September 1932.
Setelah menyatukan wilayah kekuasaannya ke Kerajaan Arab Saudi, dia menjadi raja absolut.
Namun, dia tidak memiliki pegawai negeri biasa atau pekerja profesional. Semua keputusan dibuat olehnya atau orang-orang yang didelegasikan secara pribadi untuk tugas tertentu.
Kerajaan hanya memiliki sedikit uang, dan Raja Abdulaziz tidak tertarik dengan keuangan. Sebelum ditemukan minyak, ekonomi Saudi sebagian besar bergantung pada pendapatan dari ibadah haji.
Raja pertama kali tertarik untuk mencari minyak setelah bertemu insiyur pertambangan Selandia baru Frank Holmes.