WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jurnalis asal Arab Saudi Jamal Khashoggi tewas dibunuh di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018.
Sejak kematiannya, jenazahnya tidak pernah ditemukan dan kasusnya juga masih diselimuti misteri.
Untuk menandai 100 hari kematian Khashoggi, Anggota parlemen Amerika Serikat, rekan kerja sang jurnalis, dan kelompok kebebasan pers mengenang sosok yang menjadi bagian dari Time Person of the Year 2018 itu.
Menampilkan protret Khashoggi menghadap bendera AS, upacara dimulai dengan momen hening.
Baca juga: Sidang Kasus Pembunuhan Khashoggi Dimulai, 5 Tersangka Diancam Hukuman Mati
"Pembunuhan Khashoggi merupakan kekejaman dan penghinaan terhadap kemanusiaan," kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Kamis (10/1/2019).
"Jika kita memutuskan bahwa kepentingan komersial harus mengganti pernyataan yang kita buat dan ambil, maka kita telah kehilangan moral untuk membahas kekejaman di mana pun, kapan pun," ucapnya.
Pernyataan Pelosi merujuk pada respons Presiden AS Donald Trump terhadap Saudi atas kasus Khashoggi, yang memicu kemarahan anggota parlemen di seluruh spektrum politik.
CEO Washington Post Fred Ryan mengatakan, kematian Khashoggi bukan hanya tentang pembunuhan seorang jurnalis yang tidak bersalah.
"Pembunuhan Jamal adalah bagian dari serangan yang meningkat terhadap kebebasan pers yang dilakukan oleh para tiran di seluruh dunia," tuturnya, seperti diwartakan AFP.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.