Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2018, 19:40 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Pemerintah Bangladesh bakal menutup akses keluar masuk menuju kamp-kamp pengungsi Rohingya menjelang diselenggarakannya pemilihan umum pada Minggu (30/12/2018) mendatang.

Melansir dari Dhaka Tribune, penutupan tersebut akan dilangsungkan selama tiga hari mulai sejak Sabtu (29/12/2018) malam hingga Senin (31/12/2018) pagi.

Selama penutupan berlangsung, warga Rohingya yang tinggal di perbatasan tenggara distrik Cox's Bazar tidak akan diizinkan untuk keluar dari kamp.

"Komisi pemilihan umum telah memerintahkan pihak berwenang di Cox's Bazar untuk mencegah para pengungsi dieksploitasi selama kampanye pemilu," kata komisioner pengungsi Bangladesh, Mohammad Abul Kalam, Senin (24/12/2018).

Baca juga: Rencana Pemulangan Pengungsi Rohingya Tertunda Usai Pemilu Bangladesh

"Tindakan ini merupakan langkah keamanan. Embargo juga akan berlaku untuk para pekerja organisasi non-pemerintah (NGO). Mereka tidak diizinkan masuk ke dalam kamp kecuali untuk keadaan darurat," ujarnya kepada AFP.

Demi menjalankan penutupan tersebut, pihak kepolisian akan menambah penghalang yang dipasang di sekitar kamp.

Lebih dari 450 petugas polisi akan dikerahkan di kamp-kamp bersama penjaga perbatasan dan petugas keamanan dari komunitas.

Sebelumnya, Selasa (18/12/2018) pekan lalu, Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Bangladesh, Helal Uddin Ahmed mengatakan, para pengungsi Rohingya dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk membuat kerusuhan atau melakukan kegiatan ilegal selama pemilu.

"Kandidat peserta pemilu mungkin akan mempekerjakan mereka untuk memberikan suara ilegal dan memanfaatkan mereka untuk kepentingan pribadi saat penghitungan surat suara," kata Ahmed.

"Inilah mengapa komisi menginstruksikan pemerintah daerah dan lembaga penegak hukum untuk menutup semua kamp Rohingya pada 30 Desember," tambahnya.

Menurut berbagai sumber, delegasi asing juga dilarang mengunjungi kamp Rohingya sebelum dan selama pemilihan.

Inisiatif tersebut diambil untuk mengantisipasi petugas keamanan dan penegak hukum yang akan sibuk selama pemilu dan tidak dapat memberikan perlindungan kepada para delegasi.

Baca juga: Warga Rohingya Menolak Dipulangkan, Proses Repatriasi Kembali Batal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com