Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2020, 10:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CTV News

CODOGNO, KOMPAS.com - Puluhan kota di utara Italia ditutup setelah dua orang meninggal 79 lainnya terinfeksi virus corona dalam 24 jam terakhir.

Keputusan itu dibuat setelah jumlah kasus infeksi meningkat, di mana penderita tidak punya hubungan langsung dengan sumber wabah.

Sekolah, pusat bisnis, hingga restoran di Region Veneto dan Lombardy dibekukan dengan pemerintah juga menangguhkan misa serta kegiatan olahraga.

Baca juga: Dalam 24 Jam, Italia Umumkan 2 Korban Meninggal dan 79 Kasus Infeksi Virus Corona

Pemerintah Milan, pusat bisnis sekaligus ibu kota Region Lombardy juga menutup kantor pemerintahan, dilaporkan AP via CTV News Sabtu (22/2/2020).

Korban meninggal pertama virus corona adalah Adriano Trevisan, seorang pensiunan pemilik perusahaan konstruksi yang berusia 78 tahun.

Ayah tiga anak itu mengembuskan napas terakhir di Padua, Region Veneto, utara Italia, setelah dilarikan ke sana bersama korban lain.

Kemudian beberapa jam berikutnya, korban meninggal kedua diketahui adalah pasien perempuan di Region Lombardy yang juga berada di wilayah utara.

Selain korban meninggal, otoritas Negeri "Pizza" juga melaporkan adanya lonjakan 79 kasus infeksi, setelah sebelumnya mengumumkan di angka 39.

Ratusan warga dan pekerja yang melakukan kontak dengan 54 pasien positif di Italia langsung dikarantina sembari menunggu hasil tes mereka.

Baca juga: Virus Corona Bikin Sandiaga Uno Cuci Tangan sampai 20 Kali Sehari

Pasukan pertahanan sipil langsung mendirikan tenda di luar rumah sakit yang sudah ditutup di Veneto, agar staf medis bisa dipindai.

Di Codogno, kota yang pertama kali mengidentifikasi pasien pertama dalam keadaan kritis, suasana nampak seperti kota hantu dengan toko hingga restoran yang ditutup.

Beberapa orang terlihat keluar sambil mengenakan masker, barang yang paling diincar di apotek setelah virus dengan nama resmi Covid-19 itu mewabah.

Presiden Region Veneto, Luca Zaia mengatakan, melonjaknya kasus itu menunjukkan bahwa virus bisa menyebar layaknya penyakit flu.

Mencoba mengarahkan telunjuk pada penderita pertama atau menghubungkannya ke China tidak banyak berguna untuk menangkal wabah.

Baca juga: Update Virus Corona 23 Februari: 2.462 Meninggal, 78.770 Terinfeksi

"Anda bisa mendapatkannya dari siapa pun. Kami menerima pasien yang tidak memiliki kontak apa pun," terang Zaia kepada awak media.

Halaman:
Baca tentang
Sumber CTV News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com