BAGHDAD, KOMPAS.com - Pada Senin (10/12/2018), Irak menandai setahun kemenangan terhadap kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Menandai kemenangan tersebut, Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi berjanji untuk memerangi korupsi, bahkan meski dia menghadapi krisis politik dalam pemerintahan.
Setahun lalu, pendahulunya mengumumkan berakhirnya pertempuran selama tiga tahun untuk mengusir ISIS.
Baca juga: Konsulat Jerman di Irak Dituduh Bantu Penyelundupan Pengungsi Suriah
"Kemenangan terbesar melawan kekuatan jahat dan terorisme," kata Mahdi pada upacara di Kementerian Pertahanan, seperti diwartakan AFP.
Dia mengatakan, Irak kini menghadapi tantangan lain termasuk ratusan ribu orang masih telantar, pengangguran meluas, dan koruspi merajalela.
"Jika kita tidak menghilangkan korupsi, kemenangan kita akan berkurang," tuturnya.
Janji Mahdi untuk membasmi korupsi mirip apa yang juga dijanjikan pendahulunya usai mengumumkan kemenangan melawan ISIS.
Sementara Irak merupakan negara terkorup ke-12 di dunia versi Transparency International.
Di sisi lain, sekitar 1,8 juta warga Irak masih telantar, tinggal di kamp pengungsian, dan 8 juta orang membutuhkan bantaun kemanusian.
ISIS memang tidak lagi menguasai bagian besar wilayah Irak, tapi kelompok tersebut masih melancarkan serangan tabrak lari yang merusak rasa aman penduduk.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.