Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Rusia Berperang Melawan Ukraina, Siapa Bakal Unggul?

Kompas.com - 26/11/2018, 16:22 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Setelah Rusia menganeksasi Semenanjung Crimea pada 2014, hubungan negeri itu dengan Ukraina terus memburuk.

Relasi kedua negara yang pernah sama-sama hidup dalam satu payung bernama Uni Soviet ini bahkan semakin rumit setelah wilayah timur Ukraina memberontak terhadap Kiev.

Di wilayah dengan penduduk berbahasa Rusia itu ingin mendirikan negeri tersendiri yang terpisah dari Ukraina.

Baca juga: Tiga Kapalnya Disita Rusia, Militer Ukraina Diperintah Siap Perang

Meski selalu membantah, tetapi dugaan Rusia membantu para separatis di wilayah timur Ukraina terus menguat.

Kini ketegangan kedua negara semakin dalam setelah pada Minggu (25/11/2018), AL Rusia menangkap tiga kapal militer Ukraina yang melintas di Selat Kerch.

Selat Kerch ini adalah sebuah celah sempit yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Azov, di mana beberapa kota pelabuhan Ukraina berada.

Insiden ini membuat Presiden Petro Poroshenko berniat memberlakukan undang-undang darurat dan bahkan militer Ukraina sudah menyiagakan pasukannya.

Meski demikian, Poroshenko mengatakan, pemberlakukan undang-undang darurat bukan berarti Ukraina dalam situasi perang menghadapi Rusia.

Namun, pertanyaannya, jika kedua negara benar-benar berperang apa yang akan terjadi? Siapa yang akan menang?

Untuk menjawab pertanyaan itu terlebih dahulu harus dibandingkan kekuatan militer kedua negeri bertetangga itu.

Rusia memiliki jumlah personel militer empat kali lipat dibanding Ukraina, memiliki tank dua kali lebih banyak, dan enam kali lipat jumlah pesawat tempur.

Ketidakseimbangan jumlah personel dan peralatan perang ini juga terlihat dari anggaran pertahanan kedua negara.

Baca juga: Kapal Perangnya Ditembak Rusia, Ukraina Berniat Umumkan UU Darurat

Pada 2014, Rusia mengucurkan anggaran hingga 78 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 1.100 triliun.

Sedangkan di tahun yang sama, Ukraina hanya menyediakan anggaran sebesar 1,6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 23 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com