Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Pasukan Suriah sejak 2015, Rusia Gelar 39.000 Serangan Udara

Kompas.com - 24/08/2018, 16:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia merilis sebuah video yang memperlihatkan total pasukan maupun serangan yang dilakukan semenjak terjun ke konflik Suriah.

Newsweek memberitakan Kamis (23/8/2018), dalam video tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengirim 63.012 pasukan ke Suriah.

Jumlah itu ada kemungkinan belum final karena adanya perusahaan tentara bayaran, Wagner Group, yang bertempur membela pasukan pro-Suriah.

Baca juga: Putin Ajak Eropa Ikut Berkontribusi Membangun Kembali Suriah

Di antara jumlah tentara tersebut, terdapat 434 jenderal dan 25,738 perwira yang "langsung mendapat pengalaman di medan perang".

Sejak melaksanakan operasi militer pada September 2015, Rusia telah melaksanakan 39.000 serangan udara di Suriah.

Negeri "Beruang Merah" mengklaim telah menembak mati 86.000 milisi beserta 830 pemimpinnya, dan melenyapkan 121.466 target teroris.

4.500 dari militan yang dibunuh merupakan warga Rusia, atau berasal dari daerah yang dulunya bekas wilayah Uni Soviet.

"Sebagai hasil dari operasi, pasukan Suriah yang disokong Rusia berhasil membebaskan 1.400 daerah dari teroris," klaim Kemenhan Rusia.

Video itu menjelaskan, pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan unit milisi lokal telah mengontrol 96 persen wilayah Suriah.

Unit milisi lokal yang dimaksud adalah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang disokong oleh Amerika Serikat (AS), dan menguasai seperempat wilayah Suriah.

Selain itu, sejak 2015, Kemenhan Rusia menyebut 1,5 juta pengungsi Suriah telah kembali ke kampung halaman mereka.

Rabu (22/8/2018), Kemenhan menggelar pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri untuk membahas dimulainya pemulihan di Suriah.

Rusia telah meminta agar komunitas internasional bersatu dalam memberikan bantuan guna membangun kembali infrastruktur di Suriah.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Mekdad menggunakannya untuk menyindir AS dan sekutunya.

Dalam pernyataannya seperti dikutip Kemenhan Rusia, Mekdad menyebut sejumlah negara Barat dan PBB menciptakan hambatan.

"Mereka memberi banyak permintaan dengan dalih melindungi hak pengungsi. Saya meminta agar sanksi terhadap Suriah dihapuskan," tegas Mekdad.

Dia menuturkan, berbagai permintaan yang dibuat oleh negara Barat bertujuan untuk mengganggu pemerintahan Assad.

Baca juga: PBB: Hingga 30.000 Anggota ISIS Masih Berada di Irak dan Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com