Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halim Mahfudz

Dosen dan praktisi komunikasi strategis yang sekarang menjadi pengasuh pondok pesantren Seblak di Jombang, Jawa Timur.

Jamal Khashoggi dan Strategi Komunikasi yang Tidak Jujur

Kompas.com - 21/10/2018, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AS sedang dalam proses tawar-menawar harga minyak dan proses pembelian senjata AS oleh Saudi. Trump sempat jumawa; ’Saudi King wouldnt last two weeks without US support.

Tetapi Trump yang tampak garang dalam kasus ini ternyata loyo karena tetap ingin mendapat harga minyak murah dan tidak ingin kehilangan pembeli senjatanya.

Perkembangan penyelidikan terutama oleh Tukri makin memperkuat dugaan Jamal Khashoggi telah tewas ketika masih di konsulat.

Para penyelidik Turki menemukan makin banyak bukti yang mengarah telah terjadinya pembunuhan pada sang wartawan.

Pada awalnya Arab Saudi menegaskan bahwa Khashoggi telah meninggalkna konsulat pada hari itu.  Tetapi tidak ada bukti yang mendukung, maka kemudian ada pengakuan bahwa terjadi perkelahian di konsulat.

Kompleksitas strategi komunikasi kasus Jamal Khashoggi makin rumit. Arab Saudi sedang menyelenggarakan Future Investment Initiative (FII) Conference di Ryadh, 23 – 25 Oktober ini.

Ini adalah ‘Davos in the Desert,’ sebuah konferensi tingkat tinggi yang menjadi magnet bagi para ahli sektor keuangan, korporasi raksasa, eksekutif puncak teknologi, pemimpin negara dan media-media besar. Saudi butuh citra positif untuk mengundang para peminat.

Namun dengan kasus hilangnya Khashoggi, FII kehilangan ruh dan daya tariknya. Beberapa negara pada awalnya menyatakan akan hadir, kini membatalkan kehadiran mereka.  Mitra-mitra besar pun seperti The New York Times, Financial Times, Bloomberg, Fox serta Google, undur diri dari insiatif ini.

Komunikasi itu sebenarnya sederhana, jujurlah, tetapi kadang tidak bisa sederhana. Kompleksitas komunikasi ini karena harus menjaga berbagai kepentingan dan harus meyakinkan audiens.

Kasus Jamal Khashoggi mengajarkan bahwa upaya menutup-nutupi yang tidak didukung bukti tidak membantu meyakinkan audiens. Bahkan menghancurkan argumen yang dibangun. Dalam berkomunikasi, jujur dan terbuka itulah nilai dasar yang dibutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com