"Narasi yang dikelola negara mendominasi pikiran publik. Meski banyak yang tidak percaya, sebagian besar orang menjadi korban narasi palsu tersebut," tulisnya.
Baca juga: Jurnalis Arab Saudi yang Hilang Dilenyapkan Pakai Cairan Asam
Khashoggi menilai media terus dibungkam oleh pemerintah sejak era cetak hingga digital seperti sekarang.
Kebebasan yang sebelumnya dianggap sudah di depan mata berkat kehadiran internet, tetapi dalam sekejap pupus. Pemerintah melakukan pemblokiran internet secara masif.
"Mereka juga menangkap reporter dan menekan pengiklan untuk menghancurkan pendapatan media tertentu," tulis Khashoggi.
Jamal Khashoggi mengaku memiliki harapan saat terjadi Arab Spring pada akhir 2010. Menurut dia, ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk terciptanya kebebasan berekspresi di negara Arab.
Harapan itu tampak nyata. Pemerintah Qatar misalnya, yang mendukung adanya peliputan internasional. Namun, ini bertolak belakang dengan negara tetangganya yang terus melanggengkan tatanan Arab lama.
Khashoggi bersyukur banyak karyanya yang diterbitkan The Wahington Post. Apalagi, tulisannya juga ditampilkan dalam bahasa Arab.
Dengan begitu, masyarakat Arab dapat memahami dan mendiskusikan berbagai aspek dan peristiwa demokrasi di Amerika Serikat dan dunia barat pada umumnya, dalam bahasa mereka sendiri.
Informasi-informasi tersebut diharapkan Khashoggi dapat digunakan sebagai komparasi dengan apa yang terjadi di Arab Saudi, negaranya sendiri.
Negara-negara Arab dinilai membutuhkan media internasional, sehingga masyarakatnya dapat mengetahui peristiwa global yang terjadi di dunia.
"Lebih penting lagi, kita butuh untuk menghadirkan platform untuk suara Arab. Kita menderita kemiskinan, mismanajemen, dan pendidikan yang buruk," tulis Khashoggi.
"Dengan adanya forum internasional yang independen, menjauhkan diri dari pengaruh pemerintahan nasionalis yang menyebarkan propaganda kebencian, setiap orang di dunia Arab semestinya bisa mengungkapkan masalah mendasar yang dihadapi lingkungannya," demikian penutup tulisannya.
.
.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.