WASHINGTON, KOMPAS.com - Sistem persenjataan baru AS yang dikembangkan Departemen Pertahanan disebut dapat dengan mudah diretas oleh musuh.
Laporan tersebut disampaikan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) dan mengatakan bahwa Pentagon tidak menyadari hal tersebut.
Kantor tersebut mengatakan pihak musuh dapat dengan mudah memperoleh akses masuk ke komputer dan perangkat lunak sistem persenjataan dan peroperasi di dalamnya tanpa terdeteksi.
"Titik lemah yang ada dimulai dari manajemen kata sandi yang buruk dan komunikasi yang tidak terenkripsi," kata kantor tersebut dalam laporannya yang dilansir AFP, Selasa (9/10/2018).
Baca juga: Militer AS Resmikan Markas Besar Baru di Korea Selatan
Ditambahkannya, jalur akses untuk sistem terus bertambah jumlahnya dan tidak selalu dapat dipahami dengan baik bahkan oleh operator sistem. Kondisi tersebut membuat sistem yang tidak terhubung dalam jaringan juga menjadi sangat rentan.
Laporan tersebut menyalahkan militer AS yang disebut tidak memasukkan keamanan siber ke dalam proses desain dan akuisisi untuk persenjataan yang bergantung pada komputer.
Selain itu, pengembang senjata sering kali tidak cukup memahami isu keamanan siber.
"Karena kurangnya fokus pada keamanan siber sistem senjata, Departemen Pertahanan mungkin memiliki seluruh sistem generasi yang dirancang dan dibangun tanpa mempertimbangkan keamanan siber" kata kantor tersebut.
"Dalam satu kasus, hanya butuh waktu satu jam untuk dua orang tim penguji mendapat akses awal ke sistem persenjataan dan satu hari untuk mendapat kendali penuh dari sistem yang mereka uji," tambah laporan itu.
Dalam kasus lain, dikatakan bahwa tim uji dapat menguasai kontrol terminal operator sistem.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.