Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2018, 20:47 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pentagon menyatakan tak menemukan adanya bukti yang menunjukkan kelompok pemberontak Suriah di provinsi Idlib berpotensi menggunakan senjata kimia.

Pernyataan itu bertentangan dengan klaim Rusia yang menyatakan sebaliknya dan memperingatkan kemungkinan penggunaan senjata kimia saat penyerangan di Idlib.

Menteri Pertahanan Jim Mattis, berbicara kepada wartawan pada Rabu (5/9/2018), menolak tuduhan yang menyebutkan bahwa AS mungkin menfasilitasi pemberontak dengan senjata kimia.

Tuduhan itu juga menyebut AS akan menyalahkan Rusia dan pemerintah rezim Suriah atas penggunaan senjata kimia serta memanfaatkannya sebagai alasan untuk melancarkan serangan udara.

Baca juga: Pemberontak Suriah Kirim Racun Saraf ke Idlib Bersama White Helmets

Pemerintah AS telah dua kali melancarkan serangan udara terhadap rezim pemerintah Suriah, keduanya didahului tuduhan penggunaan serangan senjata kimia.

Terakhir kali, dalam serangan udara dilancarkan koalisi AS di Suriah dengan dibantu Perancis dan Inggris pada pertengahan April lalu.

"Kami memiliki nol intelijen yang menunjukkan bahwa oposisi memiliki senjata kimia," kata Mattis, dilansir AFP.

"Kami telah menjelaskan melalui sindiran bahwa suatu ketika senjata kimia digunakan di masa mendatang akan dianggap berasal dari oposisi, tapi.. kami tidak melihat apa pun yang menunjukkan oposisi memiliki kemampuan itu," tambahnya.

Mattis tidak akan mengatakan jika Pentagon melihat tanda-tanda rezim Suriah mungkin melakukan persiapan untuk menggunakan senjata kimia di Idlib.

"Saya lebih memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu untuk saat ini. Kami sangat waspada," kata Mattis.

Pada Senin (3/9/2018), Presiden Donald Trump memperingatkan kepada Presiden Suriah Bashar al Assad yang akan menyerang Idlib secara sembrono.

Direbut dari pasukan pemerintah pada 2015, provinsi Idlib dan sekitarnya kini menjadi sebagian besar wilayah yang masih berada di bawah kontrol pemberontak.

Baca juga: Rusia Berharap Negara Barat Tak Halangi Operasi Anti-teror di Idlib

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com