Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Rusia Sebut Sistem Rudal S-300 Telah Tiba di Suriah

Kompas.com - 03/10/2018, 18:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengonfirmasi sistem pertahanan anti-serangan udara S-300 telah tiba di Suriah, di mana mereka berjanji meningkatkan militer negara Timur Tengah itu.

Dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergey Shoigu berkata sistem rudal itu sudah tiba beserta perangkat lain.

Dilaporkan Newsweek Selasa (2/10/2018), Shoigu menerangkan sistem S-300 itu terdiri dari 49 peralatan. Termasuk empat peluncur, kendaraan komando, dan radar.

Baca juga: Bakal Kirim Sistem Rudal S-300, Putin Telepon Assad

"Dibutuhkan tiga bulan bagi pasukan Suriah untuk berlatih mengoperasikan sistem tersebut," tutur Shoigu dalam pertemuan.

Radar yang bakal diberikan ke Suriah bakal mendapat pembaruan. Demikian penjelasan Wakil Direktur perusahaan teknologi elektronik, Vladimir Mikheyev.

Pembaruan itu bakal membuat radar tersebut bisa mendeteksi pesawat yang sedang berada di landasan pacu, baik di Arab Saudi, Israel, hingga Eropa.

Penambahan membuat militer Suriah mampu mendeteksi serangan dari jarak terdekat 50 kilometer hingga yang terjauh 200 kilometer.

"Kami juga telah mengirim sistem pengaturan terpadu kepada seluruh jaringan pertahanan udara yang bisa beroperasi pada 20 Oktober," papar Shoigu.

Langkah Suriah mengirim S-300 terjadi ketika peawat pengintai mereka Ilyushin Il-20 ditembak di perairan Mediterania 17 September itu.

Pesawat berisi 15 personel militer Rusia itu ditembak di saat empat jet tempur F-16 Israel melancarkan serangan udara ke Provinsi Latakia.

Serangan udara dilaksanakan karena Israel menyebut di tempat itu Iran bersiap mengirim rudal balistik kepada kelompok Hezbollah.

Pesawat Il-20 tersebut kemudian diumumkan jatuh akibat tak sengaja ditembak sistem pertahanan udara Suriah yang lama, S-200.

Kremlin menuduh Israel bertanggung jawab karena jet tempurnya sengaja menjadikan Il-20, yang kala itu bersiap kembali ke Pangkalan Khmeimim, sebagai tameng.

Negeri "Beruang Merah" memberikan sejumlah bukti pilot jet tempur F-16 Israel sengaja mengarahkan pesawat Rusia ke jalur tembak S-200.

Putin kemudian menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan meminta agar serangan ke Suriah tak lagi dilakukan.

Namun, Netanyahu menegaskan mereka bakal memerangi kubu Iran di Suriah dan tetap mempertahankan koordinasi dengan Rusia.

Baca juga: Netanyahu Kritik Rencana Putin Kirim S-300 ke Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com