"Kemudian kita harus melihat apa orang-orang bosan setelah beberapa saat," ucapnya.
Munculnya Starbucks sekaligus sebagai pengujian apakah orang-orang lebih senang menghabiskan begitu banyak uang, atau memilih meminum espresso tradisional Milan seharga 1 euro atau sekitar Rp 17.300.
Baca juga: Masih Pakai Plastik, McDonalds dan Starbucks Mumbai Dijatuhi Denda
Sementara itu, seorang penikmat kopi bernama Simone Dusi mengaku tidak akan terpengaruh dengan kemunculan Starbucks.
"Saya benar-benar tidak suka kopi Starbucks. Saya suka kopi kental, jadi sama sekali tidak tertarik kopi encer atau varian seperti Frappuccino," ujarnya.
Perusahaan Starbucks memiliki omzet hingga 22,4 miliar dollar atau Rp 334,2 triliun dengan hampir 29.000 kedai di 77 negara, termasuk 12.000 di AS dan 3.300 di China.
Namun, Starbucks berencana untuk menutup 150 cabang pada tahun depan karena perlambatan di pasar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.