KABUL, KOMPAS.com - Sebanyak 14 orang tewas akibat ledakan di bandara internasional Kabul, Afghanistan tak lama setelah kedatangan Wakil Presiden Abdul Rashid Dostum.
Setahun lalu Jenderal Dostum mengasingkan diri ke Turki setelah dituduh memerintahkan anak buahnya menculik dan memperkosa seorang lawan politiknya.
Kepala kepolisian Kabul Hashmat Estankzai mengatakan, sembilan personel keamanan dan polisi lalu lintas ada di antara para korban tewas.
Selain itu, 60 orang lainnya terluka. Sementara, Dostum sendiri tak terluka akibat insiden tersebut.
Baca juga: Serangan Bom Bunuh Diri di Bandara Afghanistan, 11 Orang Dilaporkan Tewas
Sebelumnya, Estankzai, kepada BBC mengatakan, seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri di luar gerbang bandara.
Sementara sejumlah laporan lain menyebut, iring-iringan mobil Jenderal Dostum sedang meninggalkan bandara saat ledakan terjadi.
Dostum sendiri menggunakan sebuah kendaraan berlapis baja demi keselamatannya.
Pemimpin dan mantan panglima perang beretnis Uzbek ini disambut meriah pendukungnya saat tiba kembali di Kabul.
Rekaman televisi memperlihatkan Dostum menyapa para pendukung di kantornya tak lama setelah ledakan itu terjadi.
Kembalinya Dostum diwarnai kekerasan di basis kekuasaan di wilayah utara Afghanistan, di saat para pendukungnya meminta Dostum kembali dan pembebasan seorang pemimpin milisi.
Sejumlah pengamat meyakini, Presiden Ashraf Ghani mengizinkan Dostum untuk pulang demi mendapatkan dukungan menjelang pemilihan presiden tahun depan.
Pada 2001, Jenderal Dostum membantu pasukan AS mengusir Taliban tetapi dia kemudian dituduh melakukan sederet kejahatan perang di Afghanistan.