Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok di Ghana Ini Dibayar untuk Menangis di Pemakaman

Kompas.com - 05/07/2018, 12:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ACCRA, KOMPAS.com - Meratap dan berduka merupakan bagian terpenting dalam sebuah upacara pemakaman yang terjadi di Ghana.

Sebab, seberapa keras mereka menangis dan meratap menunjukkan seberapa tinggi status sosial almarhum, atau seberapa besar dia dicintai keluarganya.

Karena itu, di Ghana dilaporkan banyak kelompok pengiring jenazah yang sengaja dibayar agar mereka meratap dan menangis di upacara pemakaman.

Baca juga: Isak Tangis di Pemakaman 16 Korban Kapal Karam Sehari Sebelum Idul Fitri

Salah satunya adalah kelompok pengiring jenazah profesional perempuan yang dipimpin oleh Ami Dokli. Dia berujar suami anggotanya kebanyakan sudah meninggal.

Dalam wawancara dengan BBC Africa, dikutip oleh Oddity Central Rabu (4/7/2018), Dokli berkata ada keluarga yang tidak bisa menangis ketika kerabatnya meninggal.

Jadi, dia mematok bayaran untuk jasa meratap dan menangis ketika berada di pemakaman orang lain. Semakin besar upacaranya, semakin mahal harga "tangisan" mereka.

Kelompok pengiring jenazah profesional merupakan bagian kecil dari sebuah upacara pemakaman di Ghana yang dikenal meriah.

CNN melaporkan, rakyat di negara sub-kawasan Afrika Barat itu bakal menghabiskan uang untuk pemakaman sebanyak ketika pesta pernikahan.

Seorang penyelenggara pemakaman berkata, biaya untuk melaksanakan pesta pemakaman bisa mencapai 20.000 dolar AS, atau Rp 288,4 juta.

Upacara tersebut harus menampilkan pengiring jenazah sebanyak mungkin. Biasanya untuk menarik pengiring, bakal dipasang pengumuman di billboard.

Selain itu, agar pemakamannya sangat meriah, biayanya pihak penyelenggara menggunakan peti mati artistik, hingga pembawa peti yang bisa menari.

Pemimpin Asosiasi Jasa Menangis Pemakaman Kumasi, Madam Awo Yaadonkoh, keberadaan pengiring jenazah profesional bisa menguntungkan finansial keluarga mendiang.

Sebab, mereka bisa mendapatkan tambahan dana dari orang yang datang dan berpartisipasi di pemakaman mereka.

Baca juga: Calon Pengantin Tewas, Pesta Pernikahan Berubah Jadi Upacara Pemakaman

"Sikap kami yang profesional menangis membuat orang bersimpati sehingga memberi uang duka lebih banyak. Itulah mengapa keluarga almarhum mengontrak kami," tutur Yaadonkoh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com