TEL AVIV, KOMPAS.com - Pemerintah Israel menutup pintu perbatasan bagi warga sipil Suriah yang melarikan diri dari perang yang terus berkecamuk.
Kendati demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (1/7/2018) menyatakan, pemerintahannya masih akan terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka.
"Mengenai Suriah selatan, kami akan terus mempertahankan perbatasan," katanya saat membuka rapat kabinet.
"Kami akan memperluas bantuan kemanusiaan sejauh kemampuan kami. Namun, kami tidak akan mengizinkan (pengungsi Suriah) masuk ke wilayah kami," ucapnya.
Baca juga: Militer Israel Kini Punya Empat Komandan Tank Perempuan Pertama
Seperti diketahui, puluhan ribu warga Suriah berusaha menyelamatkan diri dari serangan militer pemerintah di wilayah selatan negara itu sejak 19 Juni lalu.
Beberapa dari mereka mendirikan kamp darurat di dekat Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel.
Militer Israel telah mengirim bala bantuan ke Golan sebagai tindakan pencegahan.
Pemerintah Israel memang memiliki program bantuan kemanusiaan ke Suriah di perbatasan Golan. Bantuan itu termasuk perawatan medis kepada warga Suriah yang terluka.
Pada Jumat (29/6/2018), negara tersebut mengirimkan 300 tenda, 13 ton makanan, dan 15 ton makanan bayi, serta peralatan medis dan pakaian untuk empat kamp di Golan, bagian Suriah.
Enam warga Suriah, termasuk empat anak, dibawa ke Israel untuk menerima perawatan medis pada Jumat malam lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.