Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Nicolaus Copernicus, Penemu Teori Heliosentris

Kompas.com - 24/05/2018, 17:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

2. Dimulainya Penyusunan Heliosentris
Sekembalinya ke Warmia, Copernicus bekerja sebagai dokter sekaligus sekretaris pribadi bagi Watzenrode hingga 1510.

Kemudian setelah pindah ke Lidzbark-Warminski, dia melanjutkan mempelajari astronomi. Salah satu sumber yang dipakai adalah Epitome of the Almagest karya Regiomontanus di abad ke-15.

Buku tersebut menawarkan penjelasan alternatif terhadap bentuk semesta yang ditawarkan Ptolemy, dan sangat mempengaruhi penelitian Copernicus.

Copernicus dipercaya mulai menyusun teorinya yang paling terkenal, Heliosentris, di 1508 yang membutuhkan waktu hingga enam tahun.

Kemudian pada 1514, dia berhasil menyusun Commentariolus atau Komentar Kecil. Manuskrip setebal 40 halaman yang memuat tentang Heliosentris.

Baca juga: Peneliti Analisis DNA Bintang Untuk Temukan Saudara Matahari yang Hilang

Dalam teori "mentah" tersebut, Copernicus menyatakan kalau Matahari, bukan Bumi, merupakan pusat dari tata surya.

Dia mempercayai setiap planet mempunyai kecepatan mengelilingi Matahari (revolusi) berbeda. Tergantung dari jarak dan ukurannya.

Copernicus bukanlah ilmuwan pertama yang memercayai kalau Matahari merupakan pusat tata surya. Jauh di abad ke-3 Sebelum Masehi, seorang ilmuwan Yunani Aristarchus dari Samos juga mengutarakannya.

Namun, penjelasan yang ditawarkan Copernicus lebih akurat dibanding Aristarchus. Dia juga memberikan formulasi efisien tentang kalkulasi posisi planet-planet.
 
Selain itu, dengan gamblang Copernicus menjelaskan kalau bintang tidak bergerak. Jika mereka seolah bergerak, itu terjadi karena perputaran Bumi.

Dia lalu mengirim hasil penelitiannya ke koleganya sesama ilmuwan maupun para cendekiawan. Namun, mereka semua tidak mempunyai respon positif.

Baca juga: Tabir Surya yang Kini Tak Sekadar Pelindung Matahari

3. Munculnya Buku De Revolutionibus
Copernicus mulai mengumpulkan banyak data untuk menyempurnakan penelitiannya sehingga menjadi buku yang dikenal sebagai De Revolutionibus Orbium Coelestium.

Namun, ketika selesai di 1532, dia menolak jika bukunya kemudian dicetak dan diseberluaskan secara luas karena takut jika berpotensi menjadi kontroversi.

Di 1533, teolog bernama Johann Albrecht Widmannstetter mengirim beberapa bahan khotbah dengan menyisipkan teori Copernicus ke Roma.

Hasilnya, beberapa kardinal dan Paus Clement VII menyatakan ketertarikannya setelah mendengarkan khotbah berisi teori tersebut.

Sejak saat itu, rumor mengenai teori Heliosentris dengnan cepat menyebar ke kalangan terpelajar seantero Eropa.

Baca juga: 4 Spot Terbaik Melihat Matahari Terbit di Bromo

Meski begitu, Copernicus tetap menolak untuk memublikasikan karyanya secara terbuka karena takut terhadsp kritik yang mungkin muncul.

Ketika dia sedang berada dalam proses penyusunan, seorang matematikawan bernama Georg Joachim Rheticus sampai di Frombork, tempat tinggal terbaru Copernicus, pada 1539.

Kedatangannya ke Frombork untuk belajar bersama Copernicus sebagai bagian dari perintah Philipp Melanchthon, teman dari penggagas Kristen Protestan, Martin Luther.

Selama dua tahun, Rheticus tinggal bersama Copernicus dan mnejadi muridnya. Dia menulis Narratio Prima, membahas soal isi teori Copernicus.

Dia membujuk gurunya untuk mencetak De Revolutionibus, yang akhirnya disetujui oleh Copernicus. Buku itu diserahkan ke Uskup Chelmno, Tiedemann Giese.

Dari Giese, buku tersebut kemudian dikirim ke Rheticus, sebelum diberikan ke penerbit kondang di Nuernberg, Johann Petreius.

Pengawasan proses pencetakan dilakukan oleh Rheticus, sebelum digantikan oleh pendeta Lutheran bernama Andreas Osiander.

Buku tersebut terbagi dalam enam bab. Pertama merupakan pandangan umum soal teori Heliosentris, dan eksposisi gagasannya kepada dunia.

Bab kedua lebih banyak diisi soal penjelasan teoritis soal bintang, dan pergerakannya yang cenderung bulat di angkasa.

Ketiga adalah penjelasan soal pergerakan semu Matahari, dan berbagai fenomena yang berhubungan dengan pergerakan tersebut.

Keempat berisi penjelasan soal Bulan dan pergerakannya di orbit. Kelima menunjukkan pergerakan bujur dari planet non-Bumi.

Sementara bab terakhir berisi penjelasan tentang pergerakan lintang dari planet-planet non-Bumi.

Baca juga: Akhir dari Teori Konspirasi, Gigi Pastikan Kematian Hitler Tahun 1945

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com