TEHERAN, KOMPAS.com - Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberi peringatan jika Amerika Serikat (AS) tidak memperpanjang kesepakatan nuklir 2015.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam bakal menarik diri dari kesepakatan 2015 yang bakal habis pada Sabtu pekan depan (12/5/2018).
Presiden 71 tahun itu menyebut kesepakatan yang terjadi di era Presiden Barack Obama tersebut "terburuk dalam sejarah".
Sebab, kesepakatan itu tidak menegaskan soal isu lain seperti kepemilikan rudal balistik, maupun aktivitas Iran di Timur Tengah.
Baca juga : PM Israel Klaim Punya Bukti Iran Sembunyikan Senjata Nuklir
"Jika Trump tidak menarik diri, kami keluar," kata Ali Akbar Velayati, penasihat Khamenei di bidang kebijakan dilansir AFP Kamis (3/5/2018).
Velayati melanjutkan, Iran tidak akan menerima jika ada pihak yang mencoba menambahkan atau mengurangi kesepakatan tersebut.
"Bahkan jika negara itu sekutu AS sekali pun. Jika mereka mencoba mengubah kesepakatan, kami bakal mengumumkan keluar," kata Velayati.
Tekanan kepada Trump untuk memperpanjang kesepakatan itu datang dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Kepada BBC, Guterres menuturkan kesepakatan nuklir Iran 2015 merupakan kemenangan diplomasi, dan tidak seharusnya diganggu.
"Sudah seharusnya tidak dirusak kecuali jika ada opsi yang lebih bagus. Saat ini, kami tengah berpacu dengan waktu," tambah Guterres.
Pada 2015, Iran meneken kesepakatan dengan AS, Inggris, Rusia, China, Perancis, dan Jerman. Teheran bakal mengurangi produksi nuklir sebagai ganti pencabutan sanksi ekonomi.
Bernama Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), Iran berkewajiban mengurangi mesin sentrifugal, yang berfungsi memperkaya uranium.
Selain itu, Iran juga harus mengurangi produksi uraniumnya hingga ke level yang tidak bisa dipakai untuk memproduksi senjata nuklir.
Baca juga : Iran ke Trump: Tetap di Kesepakatan Nuklir, atau Hadapi Konsekuensinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.