KUWAIT CITY, KOMPAS.com - Pemerintah Kuwait terus mencari cara untuk dapat memenuhi kebutuhan pekerja rumah tangga di dalam negeri yang tengah defisit menyusul larangan pengiriman tenaga kerja dari Filipina.
Kuwait akhirnya memutuskan membuka rencana perekrutan untuk para tenaga kerja asal Etiopia.
Pemerintah Filipina yang sebelumnya menjadi negara pengirim tenaga kerja untuk Kuwait, mengeluarkan larangan bagi warganya untuk bekerja di negara Timur Tengah itu, setelah adanya sejumlah kasus penyiksaan dan pembunuhan terhadap para pekerjanya.
Baca juga: Bahas Kasus Tenaga Kerja, Kuwait Undang Presiden Duterte Berkunjung
Puncaknya, saat jenazah seorang pekerja perempuan asal Filipina, Joanna Demafelis, ditemukan di dalam lemari pendingin pada awal tahun ini.
Kedua majikan Joanna yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan telah diancam hukuman mati oleh pengadilan Kuwait.
"Kami ingin membuka kesempatan untuk perekrutan tenaga kerja asal Etiopia guna memenuhi kebutuhan pembantu rumah tangga dan memangkas biaya," kata Kepala Departemen Urusan Kependudukan Kuwait, Jenderal Talal Al-Maarifi, kepada AFP.
Al-Maarifi menambahkan, saat ini ada setidaknya 15.000 warga Etiopia yang tinggal dan pekerja di Kuwait.
Kesempatan perekrutan tersebut setelah pemerintah Etiopia mencabut larangan pengiriman tenaga kerja ke Kuwait pada pekan lalu.
Sebelumnya, pada 2013, pemerintah Etiopia juga melarang pengiriman tenaga kerjanya ke Kuwait sejak lima tahun lalu karena adanya laporan pelecehan dan kasus tenaga kerja ilegal.
Baca juga: Majikan Tenaga Kerja Filipina yang Tewas di Kuwait Dapat Hukuman Mati
Kelompok hak asasi manusia telah menyuarakan kekhawatiran terhadap nasib para pekerja di negara Teluk dan negara-negara Arab lainnya, di mana buruh migran banyak diatur di bawah sistem yang disebut kafala.
Dalam sistem kafala atau sponsor tersebut, pekerja migran dilarang meninggalkan negara atau berganti pekerjaan tanpa persetujuan majikan terlebih dahulu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.