DANANG, KOMPAS.com - Kedatangan kapal induk Amerika Serikat (AS) ke Vietnam, merupakan bentuk ajakan ke negara itu guna membentuk pakta yang bisa membendung pengaruh China.
Pemikiran tersebut disuarakan oleh Profesor Persahabatan Masyarakat di Universitas Rusia, Yury Tavrovsky, seperti dikutip Russian Today Senin (5/3/2018).
Sebelumnya, USS Carl Vinson yang dikawal oleh kapal penjelajah dan penghancur, bersandar di pelabuhan kota Danang Senin (5/3/2018).
Kapal induk kelas Nimitz yang mampu menampung 6.000 kru dan 90 jet tempur tersebut bakal berkunjung selama lima hari.
Dalam pandangan Tavrovsky, AS berniat untuk membentuk sebuah aliansi yang bertujuan untuk mengimbangi China di Laut China Selatan.
Baca juga : Kapal Induk AS Berlabuh ke Vietnam, China Waspada
Negeri "Panda" dilaporkan tengah meningkatkan kehadiran militernya di Kepulauan Paracel, dan tujuh daratan buatan di Spratlys, yang juga diklaim oleh Vietnam.
"AS tengah membangun sebuah pakta yang dinamakan Quad yang juga berisi Jepang, Australia, dan India," beber Tavrovsky.
Meski Vietnam menyatakan USS Carl Vinson hanya melaksanakan misi persahabatan, Tavrovsky yakin kehadirannya merupakan bentuk provokasi kecil-kecilan terhadap China.
Melalui kedatangan kapal induk berbobot 103.000 ton itu, AS secara tidak langsung menyatakan dukungan atas klaim Vietnam terhadap Paracel dan Spratlys.
"Harapannya, AS bisa membakar niat Vietnam guna bergabung menjadi anggota Quad," ujar Tavrovsky.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.