Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2018, 08:08 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber SCMP

CONNECTICUT, KOMPAS.com - Setelah hampir 20 tahun tinggal di Amerika Serikat, sepasang suami istri asal China terpaksa harus dideportasi pada Jumat (16/2/2018), bertepatan dengan perayaan tahun baru Imlek.

Huang Zhelong dan istrinya Li Xiangjin tiba di AS pada 1999. Namun kini, setelah 19 tahun, pasangan ini harus menerima kenyataan dideportasi karena mereka masuk tanpa melalui jalur resmi alias ilegal.

Dilaporkan laman media AS, NBC, Huang dan Li berangkat dari kampung halamannya di China pada 1999 dan tiba di AS tanpa visa resmi.

Mereka kemudian pindah ke Connecticut pada 2006, hingga menetap akhirnya menetap di kota Simsbury.

Baca juga: Sambut Imlek, China Bebaskan 1.300 Tahanan selama Lima Hari

Keduanya membuka usaha salon kuku dan telah memiliki dua orang anak laki-laki, masing-masing berusia 5 dan 15 tahun.

Berbeda dengan ayah ibunya, kedua anak Huang dan Li memiliki kewarganegaraan AS karena mereka lahir di negara itu.

Meski demikian, kedua anaknya dihadapkan pada pilihan ikut dengan kedua orangtuanya kembali ke China, atau dirawat oleh negara.

Pasangan suami istri Huang sebenarnya telah diperintahkan oleh pengadilan untuk meninggalkan AS sejak lima tahun lalu, namun mereka diizinkan memperpanjang masa tinggal sambil menunggu proses pengajuan izin tinggal resmi.

Akan tetapi, pengajuan mereka pada akhirnya ditolak dan keduanya pun kini kembali mendapat perintah meninggalkan AS dan dideportasi kembali ke China.

Mengutip dari SCMP, pengacara pasangan Huang, Erin O'Neil Baker kepada NBC mengatakan, keduanya hanya diberi batas waktu hingga Jumat (16/2/2018) untuk berada di AS.

Rekan-rekan Huang di AS mendukung agar keluarga itu bisa tinggal dengan mengatakan mereka tidak memiliki catatan kriminal dan selalu membayar pajak.

Pindah ke China juga akan menjadi masalah bagi kedua anak Huang, karena mereka hampir tidak bisa berbahasa Mandarin dan tidak mengenal budaya China.

Namun setelah kisah keluarga ini viral di media sosial Weibo, mayoritas warga China justru tidak menunjukkan simpati.

"Mereka sebaiknya tidak kembali kemari (China) karena mereka sendiri yang ingin melepaskan kewarganegaraan China mereka," tulis salah satu pengguna Weibo.

Baca juga: Jutaan Imigran Ilegal di AS Terancam Deportasi Massal

Pemerintah China, mulai bulan ini, telah mengumumkan bakal menerima setiap warga etnis China di luar negeri untuk masuk dan bebas tinggal di negara itu selama lima tahun, selama mereka bisa membuktikan benar-benar berasal dari China.

Sedangkan untuk kedua anak Huang, akan dapat memilih kewarganegaraan mereka sendiri saat mereka berusia 18 tahun.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com