Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Lyudmila Pavlichenko, Wanita "Sniper" Paling Mematikan

Kompas.com - 04/01/2018, 13:30 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Pada pertengahan Oktober 1941, saat Jerman sudah menguasai Odessa, unit tempur Lyudmila dievakuasi dengan menggunakan kapal ke Sevastopol di Semenanjung Crimea.

Di sanalah, Lyudmila memulai petualangan "counter-sniper" atau berduel dengan para sniper Jerman. Dalam duel-duel, Lyudmila tak jarang harus berdiam diri selama beberapa jam hingga beberapa hari untuk mencari kelengahan lawan.

Dan, Lyudmila tak pernah kalah dalam duel ini. Dia dipastikan sukses menewaskan 36 orang sniper Jerman.

Duel terpanjangnya memakan waktu selama tiga hari tetapi Lyudmila bisa memenangkan duel maut itu setelah sang sniper Jerman "terlalu banyak membuat gerakan".

Baca juga : Perempuan Sniper Rusia Berjuluk Putri Salju Tewas di Ukraina

Atas prestasinya itu, pada Mei 1942 Lyudmila naik pangkat menjadi Letnan dan telah menewaskan 257 orang prajurit Jerman.

Saat menerima penghargaan dan kenaikan pangkatnya Lyudmilla hanya berkomentar singkat,"Saya akan membunuh lebih banyak lagi."

Saat itu, nama Lyudmila sudah dikenal dan Jerman berusaha untuk membunuh atau setidaknya membuat sang sniper perempuan berhenti beraksi.

Berbagai cara digunakan termasuk dengan menggunakan pelantang suara, Jerman menawarkan pangkat perwira dan persediaan coklat tak terbatas bagi Lyudmila.

Namun, tawaran itu dibalas Lyudmila dengan membunuh tentara Jerman ke-309. Alhasil , Jerman amat berang dan bertekad akan membunuh lalu memotong tubuh Lyudmila hingga 309 bagian.

Ancaman Jerman itu ditanggapi ringan Lyudmila bahkan dia merasa tersanjung karena musuh mengetahui "prestasinya" itu.

Kesuksesan Lyudmila terletak pada strateginya yang unik pada saat itu. Dia kerap mengikatkan manekin denan pakaian mencolok di pepohonan untuk menarik perhatian musuh.

Saat tentara Jerman melepaskan tembakan, Lyudmila membalas dari arah yang tak diketahui pasukan musuhnya.

Biasanya dia menembak kaki seorang tentara, saat kawan-kawannya datang membantu, barulah Lyudmila menghabisi mereka semua.

Selalu berada di garis depan membuat Lyudmila beberapa kali terluka. Dia juga kehilangan beberapa anggota keluarga termasuk suaminya.

Baca juga : Akhir Kisah Jac Holmes, Sniper Inggris yang Tewas Kena Ranjau Raqqa

Pada Juni 1942, Lyudmila terluka akibat tembakan mortir Jerman. Setelah pulih, dia "diliburkan" dari tugas tempur dan pada Juli di tahun yang sama dikirim ke Amerika Serikat dan Kanada dalam misi hubungan baik.

Dia menjadi warga Uni Soviet pertama yang diterima Presiden AS Franklin D Roosevelt di Gedung Putih dan saat itulah persahabatannya dengan Eleanor dimulai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com