MANILA, KOMPAS.com - Sanofi, perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin demam berdarah Dengvaxia, mendesak kepada pemerinta Filipina untuk segera membatalkan penangguhan vaksin tersebut.
Mereka bersikeras penggunaan vaksin tersebut aman dan tidak menyebabkan kematian.
Sebelumnya, pemerintah Filipina yang menjalankan program imunisasi massal vaksin demam berdarah pertama di dunia menangguhkan penggunaan vaksin Dengvaxia setelah Sanofi mengeluarkan pernyataan yang membingungkan.
Dikutip dari AFP, Sanofi menyatakan penggunaan vaksin dapat meningkatkan gejala yang timbul pada seseorang yang belum pernah terkena demam berdarah sebelumnya.
Baca juga: Filipina Tuntut Rp 800 Miliar dari Produsen Vaksin Demam Berdarah
Perwakilan Sanofi, pada Senin (11/12/2017) mengatakan, penangguhan vaksin dan menghilangkannya dari pasaran akan merugikan masyarakat, karena vaksin tersebut efektif bagi sebagian besar warga Filipina.
"Penangguhan dan pembatalan program imunisasi akan menjadi kemunduran dalam upaya negara mengatasi masalah kesehatan masyarakat, juga merugikan warga FIlipina," kata Thomas Triomphe, kepala perusahaan Sanofi untuk Asia Pasifik, di hadapan senat di Manila.
"Upaya penangguhan itu justru akan meninggalkan 90 persen populasi dalam ancaman epidemi yang sebenarnya telah ditemukan pencegahannya," tambahnya.
Menteri Kesehatan Filipina, Francisco Duque, dalam pertemuan tersebut menuduh Sanofi telah berbuat tidak jujur tentang efektivitas vaksin dan meragukan jaminan yang mereka berikan.
"Menurut saya mereka tidak berterus terang sejak awal. Saya sangat curiga. Kita tidak seharusnya melakukan ini. Kita sedang berbicara tentang nyawa anak-anak," ujar Duque.
Baca juga: Pemerintah Filipina Desak Dilakukan Penyelidikan Vaksin Demam Berdarah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.