VALLETTA, KOMPAS.com - Aparat penegak hukum Malta mengembangkan dugaan tentang cara pembunuhan terhadap Daphne Caruana Galizia, jurnalis Malta yang tewas akibat ledakan bom 16 Oktober lalu.
Sebelumnya, dari 10 terduga pelaku yang ditangkap Senin (4/12/2017), tiga di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah Vincent Muscat (55), dan dua kakak beradik Degiorgio George (54), dan Alfred (52).
Dilansir Malta Today Rabu (6/12/2017), sumber di Kejaksaan Malta berujar, bom yang membunuh Galizia diaktifkan menggunakan pesan pendek (SMS).
Bom jenis TNT itu dipasang oleh Alfred Degiorgio di bawah kursi pengemudi yang diparkir di gang dekat rumah Galizia di Bidnija.
Baca juga : Malta Tetapkan 3 Orang sebagai Pelaku Pembunuhan Jurnalis Pengkritik Pemerintah
Dalam bom itu, terpasang sejenis piranti elektronik yang menggunakan kartu telepon, dan berfungsi sebagai pemicu.
Alfred kemudian memberi tahu George dia telah memasang bomnya.
George mengaktifkan bom itu dengan cara mengirimkan SMS ke nomor yang dipasang di bom sehingga meledakkan mobil beserta Galizia di dalamnya dari kapal yang bersandar di Pelabuhan Marsa.
"Polisi menemukan ponsel yang diduga digunakan pelaku untuk membunuh Daphne di dalam air," kata sumber tersebut dikutip dari Sky News.
Ketiganya menyangkal semua tuduhan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.