Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Saat Uni Soviet Mencuri Jet Tempur AS di Perang Korea

Kompas.com - 20/11/2017, 16:40 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Para pilot Uni Soviet tak diizinkan memasuki wilayah yang dikuasai PBB, dalam hal ini Korea Selatan.

Mereka juga tak bisa menembak pesawat musuh dalam jarak dekat untuk menghindari identifikasi, sebab secara resmi Uni Soviet tak terlibat dalam Perang Korea.

Aturan ini begitu kuat dipegang hingga jika seorang pilot Uni Soviet jatuh di laut maka dia akan diberondong rekannya sendiri untuk menghindari penangkapan atau identifikasi.

Jadi Shebertsov harus memaksa Garret mendarat sebelum dia memasuki wilayah udara PBB, tetapi dia juga tak bisa menghancurkan Sabre itu karena pemerintah Soviet menginginkannya.

Baca juga : Dua Jet Tempur China Cegat Pesawat Pengintai AS di Laut China Timur

Hal yang diinginkan Shebertsov adalah pesawat Garret turun dengan perlahan sehingga bisa mendarat tanpa mengalami banyak kerusakan.

Garret membawa Sabre itu ke arah pesisir Laut Kuning, mencoba sedekat mungkin dengan wilayah PBB. Dia yakin Soviet menginginkan pesawat Sabre itu sehingga dia berusaha menenggelamkannya ke laut.

Garret akhirnya tiba di pesisir tetapi gagal mencapai laut karena jatuh di pantai ketika pesawat penyelamat menemukan dan menolongnya.

Namun, pesawat Sabre F-86 yang dikemudikannya menjadi masalah karena terjebak di dalam lumpur. Pasukan Korea Utara melepaskan tembakan sehingga dia dan penyelamatnya harus meninggalkan tempat itu.

Di udara, pertempuran masih berkecamuk antara sejumlag MiG yang berusaha "melindungi" Sabre yang jatuh itu, sementara di sisi lain, beberapa Sabre berusaha mengusir para pilot Uni Soviet.

Lalu gelombang pasang tiba. Ratusan prajurit Korea Utara dan China berusaha secepatnya mencopoti bagian-bagian dari pesawat Sabre itu sebelum ditenggelamkan gelombang pasang.

Meski kehilangan tujuh MiG dalam pertempuran udara itu, Uni Soviet mendapatkan hadiahnya. Mereka membawa bagian-bagian Sabre tersebut dengan menggunakan truk ke Moskwa.

Iring-iringan truk Soviet itu harus berjalan di malam hari karena jet-jet Amerika terus mengintai hingga ke wilayah China dan bahkan sempat menembaki truk yang berada paling depan.

Dengan perlindungan para pilot Uni Soviet dan China, iring-iringan itu bisa mencapai Rusia. Beberapa kemudian, pada 24 Oktober, Uni Soviet kembali merebut sebuah pesawat Sabre.

Baca juga : Pakai Jet Tempur untuk Mudik, Jenderal Perancis Terancam Sanksi

Dipenuhi rasa putus asa, Amerika memperpanjang pelaksanaan Operasi Moolah ke wilayah China dan Korea Utara dengan menyiarkan dan menyebarkan pamflet berisi tawaran uang dan status kewarganegaraan AS.

Akhirnya upaya itu berbuah. Pada 21 September 1952, Letnan No Kum Sok membelot ke Korea Selatan dengan membawa MiG-15 buatan Uni Soviet mendarat di Pangkalan AU Kimpo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com