Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Saat Uni Soviet Mencuri Jet Tempur AS di Perang Korea

Kompas.com - 20/11/2017, 16:40 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Secara umum, Sabre dan MiG-15 dalam banyak hal amat seimbang. Pertempuran udara yang melibatkan kedua jet canggih itu banyak terjadi di wilayah barat laut Korea Utara dalam koridor yang disebut "Mig Alley".

Koridor itu berada antara Korea Utara dan China serta membentang sepanjang Sungai Yalu menuju ke Laut Kuning.

Meski secara resmi MiG-15 itu dimiliki Korea Utara, tetapi sebagian besar pertempuran dilakukan para pilot Uni Soviet veteran Perang Dunia II.

Demikian pula para pilot AS yang menerbangkan F-86 Sabre adalah para veteran konflik bersenjata paling besar di dunia tersebut.

Baca juga : Formasi 50 Jet Tempur RI dan Singapura Memukau Jokowi dan Lee

Kehadiran MiG-15 itu membuat superioritas AS di udara hilang dan AS tahu bahwa Uni Soviet terlibat dalam perang itu.

AS kemudian menggelar Operasi Moolah yaitu menggunakan para agen rahasia yang berada di wilayah Uni Soviet untuk menyebarkan isu.

Isu tersebut adalah bagi pilot Soviet yang membelot ke AS sambil membawa sebuah MiG-15 maka mereka akan mendapatkan uang 100.000 dolar dan kewarganegaraan AS.

Namun, tanpa disadari Amerika, Uni Soviet diam-diam sudah merencanakan langkah untuk mengalahkan rivalnya itu.

Pada 6 Oktober 1951, patroli yang dipimpin Letnan Dua Bill N Garret bertemu dengan Divisi Udara ke-324 Uni Soviet. Divisi ini beranggotakan para veteran terbaik dari Perang Dunia II.

Pesawat yang diterbangkan Letnan Garret tertembak dan dia diperintahkan kembali ke pangkalan sementara sisa tim patrolinya melanjutkan pertempuran.

Karena tak ingin pesawatnya berpotensi jatuh ke tangan musuh, maka Garret mematuhi perintah untuk kembali ke pangkalan.

Dalam perjalanan pulang, Garret bertemu dengan patroli udara Uni Soviet yang terdiri atas empat pesawat MiG-15 yang dipimpin Kapten Konstantin Sheberstov.

Berdasarkan wawancara dengan majalah penerbangan Rusia, Mir Aviatsii, saat itu asap hitam mengepul dari Sabre milik Garrett dan pesawat itu turun dari ketinggian jelajah dengan amat terkendali.

Melihat itu, Shebertsov kemudian terbang ke ketinggian 3.300 kaki dan saat dia mendekati pesawat Sabre di ketinggian 975-1.150 kaki, Shebertsov menembakkan senjatanya.

Peluru yang melesat dari MiG-15 itu mengenai bagian belakang kokpit Sabre itu dan menghancurkan mesin J-47 pesawat itu dan merusak sistem kursi pelontar.

Baca juga : Pertama Sejak PD II, Rusia Rekrut Perempuan Jadi Pilot Jet Tempur

Tak bisa membalas tembakan, Garret kemudian memulai manuver mengelak tetapi terus kehilangan ketinggian sementara Shebertsov terus membuntuti.

Sang pilot Soviet itu amat memahami pemerintahnya sangat menginginkan sebuah Sabre, sehingga dia menghadapi dilema.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com