Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Berlanjut, Anak 10 Tahun Dilarang Aborsi Walau Hamil Akibat Diperkosa

Kompas.com - 12/08/2017, 10:10 WIB


Karena terduga pemerkosa adalah sepupu sang ibu, sebagian bahkan mempertanyakan apakah dia sadar sedang diperlakukan tidak pantas dan, mungkin, setuju. "Bagaimana dia tidak sadar kalau anaknya hamil selama tujuh bulan?" Tanya mereka.

Hal ini sangat mengganggu keluarga ini, dan sang ayah marah dan pahit. "Saya ingin dia dihukum keras. Dia harus diberikan hukuman mati atau dipenjara seumur hidupnya. Dia telah mengakui kejahatan itu. Namun dia tidak pernah minta maaf ke kami," dia mengatakan itu kepada saya dalam pembicaraan telepon singkat.

Sebelum memutus telepon, dia menanyakan, "Mengapa Anda mengiklankan kasus anak perempuan saya? Pers telah membuat ini menjadi bisnis."

Kemarahannya dijustifikasi, meskipun ada hukum yang secara terang-terangan melarang jurnalis membuka identitas penyintas pemerkosaan dan anak-anak korban kejahatan, banyak orang yang berhasil menguak dan mengidentifikasi keluarga karena nama terduga pemerkosa dilaporkan secara besar-besaran oleh pers di India.

Sekarang tetangga dan rekan kerjanya tahu. Kemungkinan teman-teman sekolah anak itu juga tahu.

Baca juga: Perempuan India Bunuh Suami, Dua Malam Tidur di Samping Mayatnya

Seorang jurnalis lokal, yang bertemu dengan keluarga di awal berita ini keluar, mengatakan bahwa orangtuanya sangat khawatir dengan masa depan anak perempuan itu dan stigma yang akan dihadapinya saat dewasa.  Sang ayah juga juga mengkhawatirkan kesehatannya.

Uji medis sejauh ini menunjukkan kesehatannya "bagus" meski dia menderita "anemia ringan".
Namun ada kekhawatiran lain. Anak perempuan itu lahir dengan lobang di jantungnya, yang disumbat pada 2013.

Meski tim dokter mengatakan hal itu tidak akan mengganggu kehamilannya, faktanya dia tetap terlalu muda untuk melahirkan.

Setiap tahun, 45.000 perempuan dewasa tewas saat melahirkan di India. Risiko anak perempuan berusia 15 tahun tewas saat melahirkan dua setengah kali lebih tinggi daripada perempuan di atas 20 tahun.

Dokter mengatakan risikonya bahkan lebih tinggi untuk seseorang yang masih berusia 10 tahun.

Kekhawatiran itu dipertimbangkan oleh Mahkamah Agung, namun majelis hakim tetap memutuskan bahwa kehamilan harus dilanjutkan.

Jadi apa yang akan terjadi selanjutnya?

Pihak yang mengetahui mengatakan bahwa bayi akan lahir pada pertengahan September dan dokter telah memutuskan bahwa kelahiran akan menggunakan proses caesar. Jika ada komplikasi, bayi dapat dilahirkan lebih cepat.

Karena keluarga anak perempuan itu mengatakan mereka tidak mau mengurus bayi itu, bayi yang baru lahir akan diurus oleh komite kesejahteraan anak hingga siap diadopsi.

Pakar medis mengatakan bahwa anak 10 tahun itu kemungkinan akan menderita trauma mental dan akan butuh waktu bertahun-tahun untuk konsultasi dengan psikolog anak.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya," kata seorang pekerja hak anak. "Dapatkah anak 10 tahun melahirkan? Apakah itu mengancam jiwanya? Kami berdoa tidak ada hal buruk yang terjadi padanya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com