Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Teroris ISIS Incar Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong?

Kompas.com - 26/07/2017, 13:47 WIB

Tak adil

Warga Indonesia di Hong Kong telah tiga kali lipat bertambah dalam 17 tahun terakhir, karena permintaan besar untuk tenaga pembantu rumah tangga.

Para pegiat hak asasi manusia dan komunitas Muslim Indonesia di Hong Kong mengaku, mereka tidak menyadari adanya radikalisme.

Bahkan, komunitas itu pun mengkhawatirkan laporan ini justru akan menimbulkan kecurigaan yang tak adil bagi para pekerja migran tersebut.  

Salah satunya aktivis hak asasi manusia migran Indonesia dan mantan pembantu rumah tangga Eni Lestari mengatakan, ancaman ekstremisme memang selalu menjadi kemungkinan.

Namun, menurut Eni, para pekerja itu tidak menyadari adanya pendukung ISIS di antara mereka.

"Kami Muslim, kami melakukan banyak aktivitas Muslim, tapi kami tidak melakukan radikalisasi," kata Lestari kepada AFP.

"Saya pikir, sangat tidak adil bagi komunitas pekerja rumah tangga Indonesia untuk diberi label demikian," tegas dia.

Dampak laporan ini mulai terasa. Menurut Lestari, para pekerja itu sekarang takut menggelar acara keagamaan, karena polisi secara teratur mulai menanyai mereka.

Romlah Rosyidah, Ketua Aliansi Muslim Migran Indonesia di Hong Kong, pun mengungkapkan kekhawatirannya atas dampak dari laporan ini.  

Rosyidah menyebut majikannya sampai bertanya apakah dia tahu atau terkait tentang kelompok radikal tersebut.

Bahkan, polisi pun datang untuk menyaksikan kegiatan yang diselenggarakan anggota kelompok Rosyidah.

"Termasuk mengajarkan cara shalat dan membaca Al quran," kata perempuan itu.

"Islam tidak ekstrem," tegas dia, sambil memastikan bahwa dia tak mengenal satu pun pendukung ISIS.  

Baca: Di Forum Menlu G20, Retno Marsudi Angkat Peran Ibu Cegah Radikalisasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com