Aktivis hak gay mengatakan, beberapa kemajuan telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir.
Survei menunjukkan peningkatan toleransi, terutama di kalangan kaum muda, dan partisipasi di gerakan "Pride" meningkat sejak parade pertama pada tahun 2000.
Di tahun 2000 aksi semacam ini hanya diikuti oleh 50 orang.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Korsel, badan pengawas hak asasi negara, dan Ordo Jogye Buddhisme Korea -sekte Buddhis terbesar di negara itu, mengambil bagian dalam aksi tahun ini, untuk pertama kalinya.
"Buddha telah mengajarkan kita semua orang, terlepas dari orientasi seksualnya, dapat mencapai pencerahan sempurna."
"Kelompok minoritas seksual tidak boleh dibedakan," kata Hyo Rok, seorang suster senior dan profesor di Universitas Buddhisme Seoul.
Namun, profil yang berkembang dari acara tersebut membuat kelompok gereja Protestan konservatif yang memiliki jutaan pengikut kembali bereaksi.
Mereka menggunakan kekuatan lobi politik yang luar biasa, dan terus melihat homoseksualitas sebagai penyakit psikologis yang dapat disembuhkan.
Baca: Parade Gay Pride Terbesar di Dunia, Jutaan Orang Beraksi di Sao Paulo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.