Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Everest Kembali Telan Korban, 3 Pendaki Tewas dan 1 Hilang

Kompas.com - 22/05/2017, 12:59 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com - Tiga pendaki tewas di Everest akhir pekan lalu, sementara satu pendaki lainya, hingga kini belum ditemukan. 

Informasi ini diungkapkan beberapa pejabat setempat, seperti diwartakan kantor berita AFP, Senin (22/5/2017).

Peristiwa ini menjadi salah satu episode paling mematikan di Everest, sejak bencana longsor melanda sebuah kamp di wilayah itu dua tahun lalu. Kala itu ada 18 orang yang tewas.

Baca: Perempuan India Capai Puncak Everest Dua Kali dalam 5 Hari

Lebih dari selusin pendaki juga telah diselamatkan dari gunung berketinggian 8.848 meter itu, dalam tiga hari terakhir.

Umumnya, para pendaki itu mengalami kesulitan saat mencoba mencapai puncak. Demikian diungkapkan beberapa operator yang melakukan penyelamatan dengan helikopter.

Kematian akhir pekan lalu  diduga terkait dengan penyakit ketinggian. Jumlah korban itu menambah deretan nama korban tewas menjadi lima orang dalam musim pendakian ini. 

Disebutkan, musim pendakian ini diiringi dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi, dengan angin kencang dan suhu yang sangat dingin.

Cuaca tenang selama akhir pekan lalu, membuka sedikit peluang bagi para pendaki untuk mencoba menaklukkan "atap dunia" tersebut.

Lebih dari seratus pendaki diperkirakan akan berusaha untuk mencapai puncak dari sisi selatan Nepal pada hari Senin, sebelum perubahan cuaca membawa angin kencang.

Prediksi cuaca tersebut yang dijadikan pegangan oleh para pendaki.

Para korban tewas

Pendaki Slovakia, Vladimir Strba ditemukan tewas di Everest pada hari Minggu, beberapa ratus meter dari puncak.

Informasi ini diberikan oleh Kamal Parajuli dari Departemen Pariwisata Nepal.

Disebutkan, Srtba berada di atas ketinggian 8.000 meter -yang dikenal sebagai "zona kematian" di gunung itu, saat dia meninggal.

Di area ini pula seorang pemanjat Amerika Serikat Roland Yearwood ditemukan tewas.

Zona kematian terkenal karena medannya yang sulit dan udara yang tipis, di mana kadar oksigen rendah meningkatkan risiko penyakit ketinggian.

Selanjutnya, ada seorang pendaki Australia meninggal di sisi gunung wilayah Tibet. Informasi ini dilansir media setempat yang mengutip Asosiasi Pendaki Gunung Tibet.

Pria berusia 54 tahun dari Queensland dilaporkan terkena penyakit ketinggian setelah mencapai ketinggian 7.500 meter. Dia meninggal saat ia mencoba untuk turun.

Sementara, pendaki keempat telah hilang sejak Sabtu. Saat itu penaki tersebut kehilangan kontak sesaat setelah mencapai puncak.

Pemandu asal Nepal yang menemaninya ditemukan tidak sadarkan diri di Camp 4, tepat di bawah 8.000 meter, dengan kondisi frostbite parah. 

Sebuah operasi pencarian sedang dilakukan untuk pemanjat, yang berasal dari negara bagian Uttar Pradesh di India utara itu.

Namun pihak berwenang di base camp tidak dapat menghubungi tim penyelamat pada hari Senin pagi.

Sebelumnya, pendaki legendaris Swiss Ueli Steck meninggal pada akhir April saat melakukan aklimatisasi.

Baca: Ueli Steck, Legenda Pendaki Puncak Dunia Tewas di Himalaya

Lalu, seorang pria berusia 85 tahun bernama Min Bahadur Sherchan berhasil membukukan rekor sebagai orang tertua di dunia yang mencapai puncak Everest.

Lebih dari 120 pendaki berhasil mendaki Everest dari sisi selatan sejauh musim ini dengan yang lain mencapai puncaknya dari sisi Tibet.

Ratusan orang masih menunggu pertemuan puncak sebelum musim hujan tiba di awal Juni, yang sekaligus menandai berakhirnya musim pendakian.

Tahun lalu Everest merenggut nyawa lima pendaki, dari total 640 orang mendaki dari kedua sisi gunung.

Baca: Terungkap! Rahasia Kekuatan Suku Sherpa di Gunung Everest

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com