Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2017, 19:25 WIB

Rezim Suriah, yang didukung Rusia, sejak Maret 2015 berangsur mulai merebut kembali wilayahnya dari ISIS.

Intervensi Turki

24 Agustus 2016. Turki melancarkan serangan lintas batas ke Suriah dengan sandi operasi bernama Operasi Penyelamatan Eufrat untuk memerangi baik ISIS maupun pasukan Kurdi yang didukung AS.

Rezim rebut lagi Aleppo

22 September 2016. Militer Suriah mengumumkan serangan besar untuk merebut kembali daerah yang dikuasasi oposisi di Aleppo.

Kota terbesar kedua setelah Damaskus, yang terletak di Suriah utara itu, terbelah antara wilayah yang dikuasai pemerintah dan oposisi sejak 2012.

22 Desember 2016. Militer Suriah mengumumkan bahwa mereka telah menguasai penuh kota Aleppo yang disertai dengan penarikan pasukan oposisi dari kota itu.

Gencatan senjata dan perundingan

29 Desember 2016. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumnkan gencatan senjata di seluruh Suriah.

Putin juga mengatakan, pihak-pihak yang  berperang akan bertemu dalam perundingan yang didukung Rusia, Turki, dan Iran

Tekanan terhadap ISIS

Pada awal November 2016, aliansi Kurdi-Arab yang didukung AS menyerang Raqa, jantung kekhalifahan ISIS di Suriah.

Ankara menentang gagasan itu, khawatir akan menguntungkan Kurdi di Suriah, yang bisa-bisa saja menjadi kekuatan baru untuk melawan Turki.

Pada Selasa, 4 April 2017, terjadi serangan senjata kimia yang menewaskan sedikitnya 86 orang – merevisi angka kematian sebelumnya 72 orang – di Idlib yang dikuasai oposisi.

Pemerintah Barat menuduh Assad menggunakan senjata yang terlarang itu. Damaskus dan Moskwa menyangkal tudingan itu.

Tiga hari kemudian, Jumat (7/4/2017) dini hari, kapal induk AS di Laut Mediterania menembakkan 60 rudal tomahawk-nya ke pangkalan udara rezim Assad di dekat Homs, Suriah tengah. 

Di manakah perdamaian? Apakah yang dilakukan koalisi AS dan koalisi Rusia benar-benar hendak menuju pengakhiran perang atau terciptanya perdamaian abadai di Suriah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com