Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah "Cerdas" Trudeau Merangkul Donald Trump ...

Kompas.com - 13/02/2017, 17:55 WIB

OTTAWA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan ambil bagian dalam acara diskusi yang membahas mengenai perempuan dalam lingkup ketenagakerjaan.

Dalam pertemuan langsung pertama antara kedua pemimpin pemerintahan ini, juga diperkirakan akan disinggung agenda perdagangan. 

Seperti diberitakan AP, Senin WIB (13/2/2017) pertemuan ini akan berlangsung pada Selasa WIB (14/2/2017).

Baik pihak Gedung Putih, maupun perwakilan Pemerintah Kanada menyebutkan, kedua negara berencana meluncurkan sebuah unit kerja baru.

Unit kerja itu dinamai, the United States Canada Council for the Advancement of Women Business Leaders-Female Entrepreneurs.

Ivanka Trump, putri Presiden Trump yang telah menjadi pegiat dalam isu perempuan bekerja, dikabarkan juga terlibat dalam memilih peserta dan merancang acara dalam acara diskusi itu.

Sejumlah perempuan eksekutif dari AS dan Kanada dikabarkan akan hadir dalam acara ini.

Langkah cerdas Trudeau

Upaya Pemerintah Trudeau untuk membangun kedekatan dengan Trump dan putrinya diperkirakan bakal mampu meredakan sejumlah kekhawatiran warga Kanada.

Kekhawatiran itu adalah tentang kemungkinan Trump melakukan langkah protektif di bidang ekonomi yang bisa merugikan warga Kanada. 

Kedekatan itu pun mengurangi kekhawatiran bahwa Trump akan berlaku keras terhadap Trudeau, seperti kepada pemimpin Meksiko dan Australia.

Pemerintah Kanada pula lah yang dikabarkan menggagas unit kerja baru itu.

Trudeau sendiri mempertimbangkan isu wanita pekerja sebagai bagian penting dalam agenda dan rencana pertumbuhan ekonomi Kanada. 

"Ini merupakan langkah yang cerdas, jika benar Kanada yang mengajukan itu," ungkap Nelson Wiseman, seorang profesor dari Universitas Toronto.

"Ini mengalihkan isu penghapusan NAFTA (North American Free Trade Agreement) . Juga, dari pandangan tentang Trump, ide ini bisa memperhalus citra Trump yang dikenal bermasalah dengan perempuan," kata dia.

Trudeau kini berusia 45 tahun dan Trump berumur 70 tahun. Keduanya memiliki hal-hal yang saling bertolak belakang. 

Trudeau datang dari kelompok liberal, yang mengagung-agungkan perdagangan bebas, dan menyambut baik 40 ribu pengungsi Suriah. 

Dia memperkenalkan diri sebagai pembela kelompok feminis. 50 persen kabinetnya diisi oleh perempuan.

Sementara Trump, hanya memiliki sedikit perempuan dalam kabinetnya.

Trump pun mengambil kebijakan yang protektif dalam aspek perdagangan dan berkehendak untuk menghentikan laju pengungsi dan imigran ke AS. 

Sebelumnya Trump bahkan menandatangani perintah eksekutif yang menghentikan pemberian visa untuk tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim.

Dengan segala perbedaan itu, diharapkan Trudeau dapat meletakkan pijakannya kepada kepentingan ekonomi bersama bagi kedua negara. 

Sebab, hubungan ekonomi dengan AS merupakan hal penting bagi Kanada. Lebih dari 75 persen nilai ekspor Kanada ditujukan ke AS.

Sementara, hanya 18 persen nilai ekspor AS yang ditujukan ke Kanada.

Wajar jika lantas muncul kekhawatiran di antara warga Kanada, bahwa mereka akan disulitkan jika Trump menerapkan kebijakan yang sama seperti kepada Meksiko.

Seperti yang diberitakan, Trump menuntut adanya negosiasi ulang dalam kesepahaman NAFTA.

Roland Paris, pejabat senior untuk kebijakan luar negeri Trudeau, mengatakan, PM Kanada memerlukan sebuah hubungan baik dengan AS demi memastikan Kanada lepas dari "sasaran" Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com