Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Ini Bukan untuk Mengisolasi Umat Muslim...

Kompas.com - 26/01/2017, 18:13 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar wawancara dengan ABC News, Rabu malam waktu setempat.

Dalam salah satu bagian wawancara itu, Trump mengaku, rencananya untuk membatasi warga Muslim masuk ke AS merupakan hal yang penting.

Sebab, dunia saat ini berada dalam kondisi yang sangat kacau.

"Ini bukan untuk mengisolasi Muslim. Namun, negara-negara tersebut mempunyai potensi teror yang luar biasa," kata Trump, seperti dikutip AFP.

"Oleh karena itu, warga dari negara-negara itu, yang hendak masuk ke AS, menyebabkan kami pun menjadi terancam teror," sambungnya.

Namun, Trump menolak menyebutkan negara mana saja yang masuk dalam daftarnya.

Dia hanya mengatakan, Eropa telah membuat kesalahan besar dengan mengizinkan jutaan pengungsi masuk ke negara mereka. Misalnya, Jerman dan sejumlah negara lain di Eropa.

Trump lantas menggambarkan kondisi itu sebagai bencana.

Dunia marah

Kebijakan itu pun lalu mengundang pertanyaan, apakah Trump tak takut memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia?

"Marah? Saat ini saja sudah ada sekian banyak kemarahan. Bagaimana Anda bisa tahu itu bertambah?" jawab Trump.

"Dunia sedang kacau sekarang. Dunia dipenuhi dengan kemarahan. Lantas, apakah kebijakan ini akan menyebabkan kemarahan kecil lagi?" sambung dia.

Trump lantas berjanji akan menegakkan kebijakan keras untuk mereka yang mencoba masuk ke AS dari negara-negara tertentu.

"Saya maksudkan, langkah yang ekstrem," kata dia.

"Kami tak akan membiarkan orang untuk masuk ke AS jika kami pikir orang itu hanya melahirkan masalah di sini," cetus Trump.

Penghentian laju pengungsi dan visa

Sebelumnya diberitakan, Trump dikabarkan menghentikan program pengungsi AS selama empat bulan ke depan.

Selain itu, Trump juga disebut bakal menghentikan visa bagi warga dari tujuh negara-negara Muslim.

Rancangan perintah eksekutif itu dipublikasikan harian the Washington Post dan New York Times.

Di dalam draf itu disebut, penangguhan bagi pengungsi dari wilayah perang di Suriah dilakukan tanpa batas waktu.

Sementara itu, secara umum, program pengungsian itu ditangguhkan selama 120 hari, sejalan dengan upaya Pemerintah AS merinci daftar negara-negara berisiko rendah.

Selanjutnya, semua aplikasi visa dari negara-negara dengan ancaman terorisme akan dihentikan hingga 30 hari ke depan.

Ketujuh negara itu adalah Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman.

Sementara itu, Pentagon akan diberi waktu 90 hari untuk menyusun rencana dalam mendirikan "zona aman" di atau dekat Suriah, tempat para pengungsi dari perang saudara bisa berlindung.

Tidak jelas apakah draf yang dipublikasikan itu adalah versi final. Tak disebutkan juga kapan Trump menandatangani ketentuan itu.

Kendati demikian, hal ini merupakan bagian dari realisasi janji kampanyenya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com