KOMPAS.com - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat, serta meningkatnya jumlah politisi populis di Eropa, menjadi ancaman besar bagi demokrasi.
Kesimpulan itu terungkap dalam laporan tahunan Human Rights Watch, yang dirilis Kamis (12/1/2017).
Dalam salah satu bagian dalam laporan sepanjang 700 halaman itu disebut, Trump meraih kekuasaan dengan mengobarkan kebencian dan intoleransi.
Kemenangan Trump pun mencerminkan obsesi pemerintahan tangan besi, seperti di China dan Rusia.
Selain itu, Direktur Eksekutif HRW Kenneth Roth juga mengatakan, keputusan Inggris untuk lepas dari Uni Eropa didasari hal yang sama, yakni rasisme dan intoleransi.
Disebutkan, ancaman bagi demokrasi muncul ketika para pemimpin populis meyakinkan warga negaranya untuk menyalahkan kaum imigran dan minoritas.
Imigran dan minoritas disalahkan atas masalah-masalah macam ketimpangan ekonomi dan serangan teroris.
Selanjutnya, demi mengatasi meningkatnya ancaman yang diusung para pemimpin populis ini, Roth mengatakan, para pemimpin politik Barat harus bangkit untuk menentangnya.
“Reaksi rakyat yang kuat, menggunakan segala cara – kelompok masyarakat madani, partai politik, media tradisional dan sosial – adalah pertahanan terbaik bagi nilai-nilai yang masih banyak diagungkan banyak orang, terlepas dari masalah yang mereka hadapi.”
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.