Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Makna Trump bagi Asia Tenggara

Kompas.com - 10/11/2016, 11:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorTri Wahono

Saya melihat keputusasaan warga kulit putih yang mendalam ketika saya melewati beberapa hari di akhir masa kampanye Trump di Grand Rapids, Michigan. Kerumunan pendukung Trump di hari terakhir kampanye itu begitu besar dan mereka sangat emosional, sehingga menyulitkan saya untuk bisa masuk ke dalam gedung.

Pada dasarnya, Trump sukses mengubah dirinya dari pengusaha real estate menjadi operator media dan sekarang politisi Partai Republik yang luar biasa. Dalam perjalanannya dia telah menunjukkan dua sisi karakternya yang kontradiktif, cerdas dan brutal.

Namun, sekali lagi, apa dampak Trump bagi kami yang berada di Asia Tenggara?

Negara-negara di Asia Tenggara telah nyaman dengan kehadiran kekuatan militer dan politik Amerika dalam beberapa dekade terakhir, juga posisi Amerika sebagai importir terbesar dunia.

Tapi ini semua akan berubah. Asia Tenggara kemungkinan harus "membayar" kehadiran Amerika di kawasan ini. Itu artinya kita harus melupakan konsep Poros Asia Pasifik yang sebelumnya dibangun Obama.

Trans-Pacific Partnership juga hanya akan menjadi sejarah dalam pemerintahan Trump yang diperkirakan akan sangat nasionalistis dan proteksionistis.

Sementara China dan Xi Jinping sedang mengumpulkan kekuatan baik di domestik maupun internasional—terbukti dengan terbangunnya poros baru “Duterte to Beijing”.

Atau mungkin saja kebijakan Trump tidak akan seburuk yang kita bayangkan. Trump bisa saja membuat penawaran dengan China dan Rusia untuk membangun semacam arah dunia yang baru.

Visi Trump untuk menjadikan Amerika sebagai negara yang kuat bisa mengubah tatanan dunia, dengan menarik diri dari perannya selama ini sebagai penjaga keamanan dunia dan nilai-nilai demokrasi.

Amerika versi Trump mungkin hanya lebih tangguh dan pragmatis, membiarkan China mengambil apa yang menurutnya benar, sambil tetap mempertahankan kekuasaan dalam berbagai hal.

Atau mungkinkah ini menjadi seperti yang diramalkan The Doomsayers bahwa kemenangan Trump seperti peristiwa 1930-an yakni masyarakat berbalik melawan ketidakadilan dan mendukung ideologi jahat? Nah, siapa yang bisa mengontrol Trump jika ini terjadi?

Masalah utamanya adalah kita sama sekali tidak tahu. China dan Rusia mungkin gembira menyambut Trump. Tapi satu hal yang perlu diwaspadai dari dirinya adalah sifatnya yang tidak terprediksi. Pada satu saat, ini bisa menyulitkan China dan Rusia dalam jangka panjang.

Pemilihan Presiden Amerika telah berakhir malam kemarin. Akan tetapi ketidakpastian baik untuk Amerika, wilayah kita, dan dunia, baru saja akan dimulai.

*Artikel CERITALAH USA--akan terbit setiap hari mulai Kamis (3/11/2016)-- merupakan rangkaian dari CERITALAH ASEAN, yang ditulis dari perjalanan Karim Raslan selama 10 hari ke AS dalam rangka mengamati pemilu di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com