Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Inggris Keluar dari Uni Eropa? Hari Ini Penentuannya

Kompas.com - 23/06/2016, 09:00 WIB

London adalah benar-benar kota kosmopolitan, hampir semua ras dan bangsa ada di ibu kota Inggris itu.

Saat Kompas.com menumpang tube, istilah kereta bawah tanah London, terdengar banyak bahasa dunia hanya dalam satu gerbong.

Itu berarti Inggris dan perekonomiannya menjadi layaknya gula yang mengundang banyak semut datang untuk mencicipi.

"Di London ada sekitar 500.000 orang Perancis, sebaliknya di Paris hanya ada 16.000 orang Inggris. Artinya, roda perekonomian memang ada di sini (Inggris)," kata Anton Alifandi.

Apa yang disampaikan kawan saya itu nampaknya memang benar. Banyak warga negara asing datang ke Inggris untuk bekerja.

Polandia adalah salah satu negara Uni Eropa dengan cukup banyak warganya yang bekerja di Inggris, sehingga jika Inggris keluar dari Uni Eropa maka para pekerja asal Polandia ini akan terdampak.

Sehingga, salah satu kekhawatiran jika Inggris hengkang dari Uni Eropa adalah kurangnya tenaga kerja untuk sejumlah sektor di negeri itu.

Kerugian lain jika keluar dari Uni Eropa, menurut kelompok anti-Brexit, adalah kesulitan perusahaan Inggris untuk mengekspor dan mengimpor barang dari negara Uni Eropa.

Kelompok anti-Brexit ini juga mengatakan menjadi anggota  organisasi besar dengan 28 negara membuat rakyat Inggris lebih memiliki pilihan untuk bekerja dan tinggal di negara lain.

Namun, kelompok pro-Brexit melihat kerugian yang diderita Inggris akibat bergabung dengan Uni Eropa jauh lebih besar ketimbang keuntungannya.

Misalnya terlalu banyak aturan terhadap sektor bisnis serta uang iuran yang bernilai miliaran poundsterling setiap tahun yang dianggap tak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh.

Kelompok ini juga tak suka dengan prinsip "pergerakan bebas" yang diusung Uni Eropa yang artinya warga ke-28 negara anggota bebas bepergian antarnegara tanpa perlu paspor atau visa.

Inilah yang tak diinginkan kelompok pro-Brexit yang mendambakan Inggris kembali mengendalikan perbatasan dan jumlah imigran yang diperkenankan masuk untuk tinggal dan bekerja.

Para pemimpin Uni Eropa mencoba mencari jalan tengah dan kompromi terkait prinsip "pergerakan bebas" yang diusung organisasi ini.

Komprominya adalah, warga Uni Eropa tetap bebas bepergian, bekerja dan tinggal di negara lainnya. Namun, Uni Eropa menawarkan sistem yang disebut "rem darurat" untuk Inggris.

Dengan skema ini, Inggris berhak menahan pembayaran tunjangan sosial untuk periode tertentu jika negeri itu bisa membuktikan sistem kesejahteraannya tengah mengalami masalah.

Jika hasil referendum mengharuskan Inggris hengkang dari Uni Eropa, maka ada masa tenggang selama dua tahun bagi Inggris untuk benar-benar keluar dari blok perekonomian ini.

Di masa dua tahun itu, Inggris masih harus mengikuti dan menjalankan semua peraturan dan perjanjian Uni Eropa yang sudah disepakati, tetapi Inggris tidak bisa terlibat dalam pengambilan keputusan.

Selama dua tahun itu, Inggris akan menegosiasikan berbagai kesepakatan terkait hubungan dengan negara anggota Uni Eropa lainnya. Biasanya, negosiasi akan memakan waktu lebih dari dua tahun, tergantung kelancaran negosiasi.

Pertanyaan besarnya bagaimana kira-kira hasil referendum hari ini?

Hasilnya sangat sulit diprediksi. Selain jumlah warga yang pro dan anti-Brexit relatif seimbang, sejauh ini tidak ada preseden sebelumnya.

Inggris belum pernah menggelar referendum sejak 1975 dan berbagai jajak pendapat, misalnya pada pemilihan umum 2015, sangat tak akurat dan terlalu bervariasi.

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com