Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertualang, 3 Mahasiswa Lintasi 16 Negara di Asia dan Eropa Pakai Tuktuk

Kompas.com - 29/02/2016, 06:30 WIB
KOMPAS.com - Awalnya ide gila-gilaan, akhirnya menjadi proyek bergengsi.

Tiga mahasiswa dari Perancis dan Jerman setelah usai menjalani satu semester sebagai pelajar tamu di Bangkok, memutuskan untuk bertualang naik tuktuk melintasi jarak 20.000 kilometer, melewati 16 negara di Asia dan Eropa.

Kecepatan maksimal tuk-tuk, yang modelnya mirip bajaj di Jakarta, adalah 70 Kilometer per jam.

Namun, berbeda dengan bajaj, kendaraan umum ini tanpa emisi gas buang karena sepenuhnya digerakkan motor litrik.

Ketiga mahasiswa itu memerlukan waktu empat bulan untuk menempuh perjalanan yang menguji ketahanan kendaraan dan fisik ini.

Tuktuk yang mereka pakai pun dibuat khusus, dan mampu menempuh perjalanan panjang tanpa mengalami kerusakan berarti.

Rémy Fernandes-Dandré, mahasiswa manajemen penggagas petualangan ini mengatakan, dalam kondisi ideal, 15 persen energi disuplai sel surya yang ada di atap kendaraan. Namun sebagian besar energi disuplai baterai Lithium di bawah tuktuk.

Masalah utama yang dihadapi, di sejumlah tempat, khususnya di China, tidak ada fasilitas isi ulang alias charge baterai. Para mahasiswa harus mendorong Tuktuk saat lintasi pegunungan, karena baterainya tersedot dan cepat kosong.

Tuktuk ekologis ini beratnya 1,2 ton, cukup berat mendorongnya. Jalanan buruk memicu masalah. Juga cuaca buruk, dingin dan hujan.

Kendati begitu, terlepas dari seluruh masalah, para mahasiswa itu tetap bersemangat. Khususnya saat mendapat dukungan dan keramahan penduduk.

Sekali isi penuh, baterai bisa menempuh jarak 300 kilometer. Dalam perjalanan mereka selalu menggelar lokakarya tentang proyeknya di universitas mereka.

Ludwig Merz, mahasiswa lain yang ikut petualangan mengatakan; "dengan petualangan ini kami ingin tunjukkan, mobilitas elektrik bisa digunakan. Juga proyek melintasi separuh dunia ini terkait dengan prinsip ekologis."

Perjalanan Karen selaku kapten, bersama Remy dan Ludwig, dibiayai dengan bantuan sponsor dan crowd funding di internet.

Setelah menempuh jarak 20.000 kilometer dari tempat start Bangkok, tuktuk tiba di kota tujuan, di Toulouse.

Bagi ketiga mahasiswa ini proyek petualangan itu adalah awal dari cita-cita mereka, untuk mendorong penggunaan motor penggerak alternatif dan mobilitas hijau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com