Pernyataan ini disampaikan Davutoglu kepada Kanselir Jerman Angela Merkel, Minggu (15/2/2016), meski tekanan terhadap Ankara untuk menghentikan serangan terus meningkat.
"Saya tak akan membiarkan PYD menggelar aksi agresif. Pasukan kami memberi respon yang diperlukan dan akan tetap demikian," ujar Davutoglu dalam pembicaraan telepon dengan Merkel.
Selama akhir pekan lalu, pasukan Turki melepaskan tembakan artileri ke posisi PYD dan sayap militernya Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Turki bersikukuh pasukannya melepaskan tembakan sebagai balasan serangan yang terlebih dahulu dilepaskan milisi Kurdi.
Kepada Merkel, Davutoglu mengatakan, pasukan Kurdi Suriah telah membuat kemajuan dengan bantuan serangan udara Rusia.
Davutoglu melanjutkan, pergerakan pasukan Kurdi ditujukan untuk mengusir ribuan warga sipil Suriah dari perbatasan dan menciptakan krisis kemanusiaan baru.
"Kondisi itu akan mempengaruhi Turki dan Uni Eropa," tambah Davutoglu.
Situasi ini, lanjut Davutoglu, akan menciptakan gelombang baru ratusan ribu pengungsi ke wilayah Turki dan Uni Eropa.
Uni Eropa dan Turki, yang kini menampung 2,5 juta pengungsi Suriah, sudah terjerat krisis yang mengakibatkan sekitar satu juta migran menyeberangi Laut Aegea dari Turki menuju Uni Eroopa sepanjang tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.