Kalala akhirnya mengaku bersalah. Dia dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara oleh hakim di Melbourne.
"Sekiranya pembunuh bayaran yang menculik Rukundo menyelesaikan pekerjaannya, delapan anak akan kehilangan ibu mereka," kata Hakim Ketua Marilyn Warren, seperti dikutip ABC. "Hal itu direncanakan dan termotivasi oleh rasa cemburu yang tidak berdasar, kemarahan, dan keinginan untuk menghukum Rukundo."
Rukundo mengatakan bahwa Kalala mencoba membunuhnya karena berpikir dia akan meninggalkan suaminya itu demi pria lain. Tuduhan itu disangkal Rukundo.
Namun, masalahnya belum berakhir. Rukundo mengatakan kepada ABC bahwa dia mendapat serangan balik dari komunitas Kongo di Melbourne karena melaporkan Kalala ke polisi.
Seseorang meninggalkan pesan ancaman untuknya. Dia kembali ke rumahnya pada satu hari dan menemukan pintu belakang rumahnya rusak. Dia sekarang memiliki delapan anak untuk dibesarkan sendirian, dan telah meminta Departemen Pelayanan Manusia untuk membantunya menemukan tempat tinggal baru.
Saat berbaring di tempat tidur pada malam hari, suara Kalala masih mengiang di telinganya. "Bunuh dia, bunuh," katanya kepada BBC.
"Setiap malam, saya melihat apa yang terjadi dalam dua hari itu saat saya bersama para penculik."
"Saya akan berdiri seperti perempuan yang kuat," katanya. "Kehidupan masa lalu saya telah hilang. Saya akan memulai hidup baru sekarang."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.