Rukundo yang ketakutan lalu menuruti perintah itu. Dia dibawa ke mobil. Matanya ditutup sehingga dia tidak bisa melihat ke mana dirinya dibawa.
Setelah 30 atau 40 menit, mobil itu berhenti. Rukundo didorong ke sebuah gedung dan diikat ke kursi.
Dia, katanya kepada ABC, bisa mendengar suara sejumlah pria. Satu orang bertanya, "Apa yang kau lakukan sehingga orang ini membayar kami untuk membunuhmu?"
"Apa yang kau bicarakan?" tanya Rukundo.
"Balenga mengirim kami untuk membunuhmu."
"Kalian bohong," kata Rukundo kepada mereka. Para pembunuh bayaran itu pun tertawa.
"Dasar bodoh," kata mereka kepadanya.
Lalu ada bunyi nada telepon tersambung, dan suara laki-laki terdengar melalui speakerphone. Itu suara suaminya.
"Bunuh dia," katanya. Rukundo pun pingsan.
Menurut BBC, Rukundo bertemu suaminya 11 tahun sebelumnya, tepat setelah ia tiba di Australia dari Burundi. Dia merupakan seorang pengungsi baru dari Kongo. Mereka berdua ditangani pekerja sosial yang sama di lembaga bidang pemukiman kembali, yang membantu mereka menjalani hidup baru di Australia.
Karena Kalala sudah cakap berbahasa Inggris, pekerja sosial itu sering merekrutnya untuk menerjemahkan sesuatu bagi Rukundo, yang berbahasa Swahili.
Mereka lalu jatuh cinta, kemudian pindah bersama ke pinggiran Melbourne dari Kings Park, dan memiliki tiga anak (Rukundo juga mempunyai lima anak dari pernikahan sebelumnya).
Rukundo kemudian mengetahui banyak hal tentang masa lalu suaminya, yang telah melarikan diri dari tentara pemberontak yang telah mengubrak-abrik desanya, serta membunuh istri dan anaknya yang masih kecil. Dia juga belajar lebih banyak tentang karakternya.
"Saya tahu, dia adalah orang yang kejam," kata Rukundo kepada BBC. "Namun, saya tidak percaya dia bisa membunuh saya."