Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitas Medis MSF di Sudan Selatan Dijarah

Kompas.com - 13/01/2014, 23:30 WIB
JUBA, KOMPAS.com — Organisasi kemanusiaan medis internasional Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF), Senin (13/1/2014), mengecam keras penjarahan di fasilitas medisnya yang terjadi pada Kamis pekan lalu di Bentiu, negara bagian Unity, Sudan Selatan.

"Penjarahan yang dilakukan terhadap satu dari sedikit organisasi kemanusiaan yang masih menyediakan bantuan bagi penduduk di Bentiu adalah suatu hal yang tidak bisa diterima," ujar Arjan Hehenkamp, Direktur Umum MSF.

"MSF menyerukan semua pihak yang terlibat konflik untuk menghormati integritas fasilitas medis dan menjamin akses bagi komunitas yang terdampak dan memperbolehkan pasien untuk menjangkau fasilitas medis, tanpa memandang etnisitas dan asal-usul mereka," tambah Hehenkamp.

MSF telah bekerja di Bentiu sejak 2010. Sejak sebelum konflik, organisasi ini menyediakan perawatan bagi pasien TBC, HIV, dan kekurangan gizi di komunitas setempat. Setelah pecahnya konflik, MSF berfokus pada layanan pasca-operasi di rumah sakit bagi mereka yang terluka dan menyediakan layanan kesehatan primer bagi pengungsi yang kini tinggal di kamp PBB.

Akibat konflik yang masih terus berlangsung, ribuan orang tidak mendapat layanan kesehatan di Bentiu dan sekitar 10.000 orang terpaksa mengungsi dan menuju ke daerah Leer.

"Ribuan orang tidak memiliki akses air, makanan, dan layanan kesehatan di Bentiu dan wilayah sekitar," ujar Raphael Georgeu, Kepala Misi MSF di Sudan Selatan.

"MSF tidak akan dapat memulai kembali aktivitas di Bentiu sebelum keamanan pasien, staf, dan fasilitas kami dijamin," lanjut Georgeu.

Pekan lalu, akibat situasi keamanan yang memburuk, tim MSF harus direlokasi ke Leer—tiga setengah jam perjalanan dari Bentiu—di mana tim ini membantu aktivitas para kolega MSF di rumah sakit yang sudah dijalankan selama 25 tahun. Di samping layanan medis reguler, tim kini mulai menerima pasien korban perang dari Bentiu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com