Di bawah kesepakatan itu, Turki harus mengusir orang-orang yang berusaha masuk ke Uni Eropa (UE) secara ilegal lewat wilayahnya. Sebagai imbalan, UE akan mempertimbangkan perjalanan bebas visa bagi warga Turki.
Kesepakatan ini oleh banyak kalangan dianggap sebagai "tonggak" hubungan UE dan Turki. Kesepakatan ini tercapai enam pekan setelah pembicaraan soal keanggotaan Turki dalam UE dimulai kembali setelah terbengkalai 40 bulan lamanya.
UE berkomitmen akan memastikan warga Turki bisa bepergian ke negara-negara UE tanpa visa paling cepat pada tahun 2017, sebagai imbalan atas kesepakatan ini.
"Perjalanan ke Eropa tanpa visa kini terbuka lebar," kata Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan menambahkan, dia akan bertolak ke Brussels bulan depan, sementara Presiden Perancis Francois Hollande akan mengunjungi Turki pada 27-28 Januari.
"Kunjungan-kunjungan ini menunjukkan adanya dorongan baru, sebuah antusiasme baru terkait hubungan Turki dengan Uni Eropa," ujarnya.
UE menginginkan Turki, sebagai persimpangan antara Eropa dan Asia, mengusir ribuan imigran ilegal yang mencoba melintasi perbatasannya menuju Yunani, perbatasan paling timur UE.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.