Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TK Berasrama Sangat Diminati di China

Kompas.com - 05/11/2013, 16:50 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Ikatan keluarga sangat penting di China, tetapi ribuan orangtua di negara tersebut malah mengirimkan anak-anak dari usia yang sangat muda ke sekolah berasrama. Mengapa mereka melakukannya?

Tak ada data resmi berapa banyak jumlah sekolah TK berasrama di China, tetapi diperkirakan mencapai ribuan di seluruh negara tersebut.

TK berasrama terdapat di sejumlah kota besar China, seperti Shanghai, Beijing, dan kota-kota lain. Anak-anak yang berusia mulai dari empat tahun itu bersekolah dan tinggal di asrama dari Senin pagi sampai Jumat sore, hanya pada akhir pekan mereka berada di rumah.

Dalam tradisi budaya China, keluarga sangat berharga dibandingkan yang lainnya, jadi bagaimana fenomena sekolah asrama untuk balita dapat dijelaskan? Kepala eksekutif TK Kangqiao yang berafiliasi dengan Institut Kesejahteraan China (CWI), Xu Jing, mengatakan, ada beberapa alasan.

"Sejumlah orangtua merasa hal itu baik untuk anak-anak karena membantu mereka untuk mandiri. Sedangkan orangtua lain tidak memiliki waktu atau energi untuk menjaga anak-anak mereka," kata Xu.

"Juga, dalam budaya tradisional China banyak nenek dan kakek yang tinggal dengan keluarga, dan (karena kebijakan satu anak di China) sering kali mereka memiliki empat nenek-kakek, dua orangtua dan hanya satu anak di rumah mereka.

"Sejumlah orangtua khawatir kakek nenek akan merusak anak-anak, jadi mereka mengirimkan anaknya ke sini," tambah Xu.

Ayah Kelly, salah seorang murid, Jamie merupakan konsultan investasi, dan ibunya tidak bekerja. Keluarga ini merupakan bagian dari kelompok bisnis yang sejahtera dan berpenghasilan 1.000 dollar AS atau sekitar Rp 10 juta per bulan.

"Kami melakukan banyak riset dan menemukan bahwa sekolah TK berasrama dapat bermanfaat bagi anak-anak. Membantu mereka lebih mandiri, dan memiliki kemampuan hidup yang baik," jelas dia.

"Kelly kami merupakan anak yang ceria yang menyukai ruangnya sendiri, jadi kami mengirim dia untuk uji coba. Kemudian kami menanyakan apakah dia ingin tinggal di asrama sekolah, dan dia mengatakan iya."

Mata Jiang seketika dipenuhi air mata ketika ditanya apakah dia merindukan anaknya.

"Saat pertama kali kami sangat kangen dengannya. Tetapi kami pikir dengan dunia yang semakin global, cepat atau lambat dia akan meninggalkan kami," kata dia.

"Kami melepaskannya lebih awal untuk membantu dia lebih independen dan dapat bertahan di masyarakat. Tetapi kami menghargai waktu yang kami habiskan bersamanya," tambah Jiang.

Kritik sekolah asrama

Sekolah TK berasrama mulai berdiri di China pada 1949 untuk menjaga anak-anak yatim piatu akibat perang saudara, dan juga anak-anak dari pemimpin Partai Komunis yang terlalu sibuk untuk mengurusi anak-anak mereka.

Kini, anak-anak tersebut diantar ke asrama dengan menggunakan mobil mewah seperti Mercedes dan Audi, sangat berbeda dengan sebelumnya. Jumlah orangtua yang mengirim anaknya ke asrama mencapai puncaknya pada 1990-an, ketika itu mengirimkan anak untuk bersekolah asrama menjadi simbol status sebuah keluarga.

Tetapi kemudian, sistem itu menjadi kurang populer. Sejumlah TK milik swasta dan negara tutup. Mereka beralih dari asrama ke penitipan anak, seperti CWI yang kini hanya memiliki beberapa kelas untuk asrama.

"Orangtua di China sekarang menyadari betapa pentingnya menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak-anak mereka karena mereka belajar dan ini tahap yang penting dalam pertumbuhan," kata Xu Jing.

"Kami juga menyarankan kepada orangtua jika mereka memiliki waktu dan kemampuan bersama dengan anak-anak mereka, penitipan anak merupakan pilihan yang lebih baik."

Sementara itu, psikolog Han Mei Ling mengkritik sekolah TK berasrama.

"Mereka merasa asing dan tidak berhubungan. Mereka berjuang untuk mencari tempat mereka di kehidupan dan mereka tidak paham bagaimana berlaku dalam keluarga mereka," kata dia.

"Dapat menjadi independen hanya di pikiran orangtua, dan itu kejam," tambah Mei Ling.

Mei Ling yakin sebuah budaya di mana keluarga mengerti bagaimana anak-anak sebaiknya bersama dengan orangtua mereka, tetapi mereka juga memiliki harapan yang tinggi kepadanya. Dia menambahkan anak-anak yang pernah berada di taman kanak-kanak menyatakan itu adalah pengalaman yang buruk.

Seorang model Wang Danwei salah satunya yang pernah merasakan tinggal di sekolah TK berasrama ketika orangtuanya bercerai. "Pada akhirnya saya menerimanya dengan cara yang pasif, tetapi saya tidak pernah menyukainya," kata dia.

"Ketika saya meninggalkan sekolah asrama saya merasa dikeluarkan, dan lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri, diam, dan menolak untuk bertemu dengan orang-orang baru," kenangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com