Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2013, 06:15 WIB
|
EditorPalupi Annisa Auliani
SYDNEY, KOMPAS.com — Pemerintah Australia menyatakan tidak akan mengumumkan setiap kali mereka "memulangkan" perahu para imigran gelap ke Indonesia. Media massa tak akan mendapat akses untuk berdiskusi mendalam tentang hal ini.

"Pemerintah akan bersikap transparan tentang jumlah perahu dan penumpang yang dikirim ke negara-negara lain, tetapi 'isu-isu taktis' tak akan didiskusikan dengan media," tegas Menteri Imigrasi Scott Morrison, dalam jumpa pers pertama sejak pemerintahan baru Tonny Abbot berjalan.

Komandan Operasi Kedaulatan Perbatasan Letjen Angus Campbell mengatakan, sebuah perahu pencari suaka dengan 33 orang penumpang tiba di Australia sejak pemerintah koalisi melaksanakan pendekatan militer terhadap para pencari suaka pada 18 September 2013. "Para imigran akan dikirim ke Nauru atau Papua Niugini dalam waktu 48 jam," tuturnya.

Ketika ditanya apakah Pemerintah Australia akan mengumumkan kepada publik bila Angkatan Laut negara itu mengirim pulang perahu imigran ke Indonesia, Morrison menjawab, "Kami tidak membicarakan soal taktik yang terjadi di lautan."

Dikutip dari skynews.com, Senin (23/9/2013), Morrison menambahkan, "Operasi bersama dengan kawan-kawan baik kami di Indonesia serta partner lain kami adalah sesuatu yang kami bicarakan tersendiri dengan mereka." Morrison mendapat kritik tajam baru-baru ini ketika mengatakan bahwa berita tentang perahu pencari suaka akan diumumkan sekali dalam seminggu.

Pada era pemerintahan Partai Buruh, petugas pabean dan pelindung perbatasan bebas berbicara dengan media setiap kali kapal pencari suaka tiba. Sekarang mereka dilarang berhubungan dengan media dan meminta media menghubungi kantor imigrasi. Namun, pada minggu-minggu pertama, petugas pabean memboikot permintaan Morrison dan berbicara langsung dengan media.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com