Salin Artikel

Buntut Masalah S-400, AS Tak Bakal Terima Pilot Jet Tempur F-35 dari Turki

Dua sekutu NATO itu terlibat ketegangan setelah Turki memutuskan untuk meneruskan pembelian sistem pertahanan rudal dari Rusia itu meski AS menentang.

AS menyatakan Turki tak bisa memiliki baik S-400 maupun F-35. Namun mereka masih menahan diri untuk tak menghentikan pelatihan pilot F-35 yang bisa dianggap hal memalukan di Turki.

Namun, dua pejabat anonim kepada Reuters via Russian Today Jumat (7/6/2019) mengatakan, keputusan itu bisa diambil jika Turki masih meneruskan pembelian rudal S-400.

Sumber itu menerangkan sejauh ini keputusan itu diberlakukan pada gelombang pilot serta kru perawatan Turki selanjutnya yang hendak datang ke AS.

Belum ada keputusan formal mengenai penghentian latihan para pilot sekaligus kru perawatan yang ditempatkan di Pangkalan Luke Arizona. Meski begitu, AS tetap mempertimbangkannya dengan serius.

Sumber dari militer itu berkata, saat ini terdapat enam pilot yang berada di Pangkalan Luke dengan dua di antaranya bertindak sebagai instruktur, serta 20 kru perawatan.

Turki sudah menyatakan minat membeli 100 unit jet tempur F-35 yang secara keseluruhan bernilai 9 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 128,3 triliun.

Jika keterlibatan Turki sampai dihapus dari program F-35, maka pakar menyatakan momen itu bakal menjadi momen perpecehan paling signifikan dalam sejarah hubungan dua negara.

Meski begitu, ketegangan kedua negara sudah terjadi selain S-400. Antara lain dukungan AS bagi Kurdi yang dianggap sebagai teroris di Turki.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menyatakan S-400 merupakan prioritas utama mereka dengan para kru-nya bakal diberangkatkan untuk berlatih mengoperasikannya di Rusia.

Sementara Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan pembelian sudah tidak lagi menjadi isu yang perlu dibahas meski Gedung Putih melontarkan ancaman.

"Kami telah membuat kesepakatan dengan Rusia. Kami sudah bersikap dan bakal meneruskannya," ujar Erdogan seperti dikutip Anadolu via AFP Selasa (4/6/2019).

Pekan lalu, pejabat top Pentagon mengatakan konsekuensi dari keputusan Ankara membeli S-400 bakal "menghancurkan" program jet tempur F-35 dan kerja sama di NATO.

Kathryn Wheelbarger, Penjabat Asisten Menteri Pertahanan Bidang Keamanan Internasional berujar, pembelian itu bakal merusak upaya kerja sama Turki dengan negara Barat lainnya.

Dia menuturkan meski pemerintahan Presiden Donald Trump tak ingin menjatuhkan sanksi, mereka bakal terpaksa melakukannya oleh Kongres yang jelas-jelas tak simpatik.

Sumber dari internal Washington mengungkapkan mereka masih berharap Turki bakal mempertimbangkan keputusan mereka dan beralih membeli rudal Patriot dari AS.

Pekan lalu, Penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan menuturkan dia lebih suka menyelesaikannya secara negosiasi daripada memulangkan mereka.

"Saya tidak ingin meneleponnya (Akar) dan berkata 'minta orangmu untuk pulang'. Bukan begitu caranya di antara mitra strategis," beber Shanahan.

Ankara sudah menawarkan adanya grup kerja sama untuk mencapai kompromi. Namun Gedung Putih menegaskan Turki harus membeli sistem rudal Patriot.

Turki pun menjawab mereka hanya membeli berdasarkan kebutuhan nasional, dan "tawaran" AS tak sebanding dengan Rusia.

https://internasional.kompas.com/read/2019/06/07/19061321/buntut-masalah-s-400-as-tak-bakal-terima-pilot-jet-tempur-f-35-dari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke