Salin Artikel

Presiden Iran Sebut Pemerintahan Trump Paling Pendendam ke Negaranya

Berbicara dalam upacara pembukaan tahun akademik di Universitas Teheran, Rouhani bersikeras bahwa pemerintahan Negeri "Paman Sam" saat ini menginginkan ganti rezim di Iran.

Dilansir The Independent Minggu (14/10/2018), dia menuturkan Washington menggunakan tekanan psikologis dan ekonomi untuk menghancurkan Iran.

"Sepanjang 40 tahun terakhir, belum pernah ada pemerintahan AS yang begitu benci kepada Republik Islam Iran dan warganya selain pemerintahan saat ini," kecam Rouhani.

"Ada masa ketika hanya satu orang yang mengadakan permusuhan. Sisanya moderat. Sekarang, semua orang buruk berkumpul jadi satu," lanjut presiden 69 tahun itu.

Dia melanjutkan, AS berusaha mengurangi legitimasi sehingga pemerintahan Iran saat ini kehilangan wewenang, dan berdampak pada pergantian rezim.

Mei lalu, Trump mengumumkan AS keluar dari perjanjian nuklir yang dibuat di era pemerintahan Presiden Barack Obama tiga tahun lalu.

Washington kemudian mulai melakukan serangkaian langkah untuk menekan Iran. Antara lain bersiap menjatuhkan sanksi pada November nanti.

AS mengancam bakal menjatuhkan sanksi kepada negara atau lembaga yang mencoba melanjutkan perdagangan dengan Iran.

Penasihat Keamanan Nasional John Bolton termasuk yang bersuara keras menginginkan adanya perubahan pemerintahan di Iran.

Bolton menegaskan bahwa "ganti rezim" bukanlah kebijakan utama AS. Namun dia ingin agar Teheran bisa lebih menjaga sikapnya.

September lalu, penasihat berusia berusia 69 tahun itu mengancam bakal memberikan "neraka" kepada Iran jika mengancam AS dan sekutunya.

"Kami memberikan sanksi kepada Iran agar mereka mengubah perilakunya. Kami bakal terus melaksanakan apa yang disebut presiden sebagai 'tekanan maksimal," ujar Bolton.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/15/11560771/presiden-iran-sebut-pemerintahan-trump-paling-pendendam-ke-negaranya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke