Salin Artikel

Perempuan Pengungsi Suriah Berusia 111 Tahun Ingin Bertemu Dua Cucunya di Jerman

Laila meninggalkan Suriah pada Oktober 2017 dan mengungsi ke Yunani bersama anggota keluarganya yang lain. Namun dua cucunya terpisah dan kini berada di Jerman, tinggal dengan keluarga baru yang merawat mereka.

Keinginan Laila untuk dapat bertemua kedua cucunya terhalang peraturan suaka yang belum diterima keluarganya.

Umumnya, proses pemeriksaan dokumentasi dan permohonan suaka dapat memakan waktu hingga satu tahun. Namun untuk kasus Laila, proses permohonan suakanya dengan cepat dikabulkan karena usianya yang sudah sangat lanjut.

Akan tetapi, kemudahan yang sama tidak berlaku untuk anggota keluarganya yang lain, sehingga tetap harus menunggu proses yang panjang.

Sementara, usia Laila membuat pergerakan fisiknya sangat terbatas. Saat mengungsi dari Suriah, dia harus digendong oleh putranya.

Selama di Yunani, Laila tinggal bersama dengan keluarganya di sebuah rumah susun di Athena sejak Desember 2017 lalu.

Selain dirinya, ada anak laki-lakinya, Ahmad (66) dan istrinya, Amsha Ali (59), serta putra mereka Khalil Ahmad (31) dan istrinya Sawsan Ahmad (26). Juga ada anak laki-laki kembar dari Khalil, yakni Ari dan Azar, yang berusia empat tahun.

Laila ingin bertemu dengan kedua cucunya yang lain, Nesrin dan Brivan, yang mendapat suaka dan dirawat sebuah keluarga di Jerman.

Masa Damai di Suriah

Laila Saleh lahir dan dibesarkan di Kohani, Suriah pada 1907. Meski telah berusia lanjut, ingat Laila masih tajam. Dia masih mengingat saat-saat hidup damai di Suriah.

"Kami memiliki kehidupan yang damai, tenang dan normal selama bertahun-tahun di Suriah," katanya disampaikan seorang penerjemah.

"Saya tinggal dengan bahagia bersama keluarga saya, dengan kelima anak saya. Orang-orang bekerja dan mereka sangat peduli tentang tempat tinggal mereka."

"Anak-anak bisa bermain dengan tenang di jalanan tanpa harus khawatir dengan apa pun. Tapi perang menghancurkan semuanya," kata Laila.


Perang mengancam keselamatan jiwa mereka, memaksa Laila dan keluarganya mengungsi, meninggalkan kampung halaman mereka.

Usia lanjut membuat Laila tidak bisa bergerak bebas. Dia harus digendong sang anak selama perjalanan hingga menumpang kapal ke Yunani.

Mereka tiba di Pulau Lesvos dengan melalui Turki bersama ribuan pengungsi Suriah lainnya pada November 2017.

Laila dan keluarga tinggal sementara di penampungan di Moria. Mereka hidup serba dalam keterbatasan.

Harapan Berangkat ke Jerman

Dia kemudian dipindahkan ke Athena setelah mendapat bantuan tempat tinggal dan akomodasi dari organisasi non-pemerintah di Yunani, Solidarity Now.

Valia Savvidou, dari Solidarity Now, mengatakan, Laila hanya bisa berbicara dalam dialek Kurdi yang jarang, yang hanya bisa dipahami cucunya, Khalil.

"Dia berbicara dengan saya melalui Khalil dan setiap kali melihat saya datang, dia akan selalu menawarkan minum kepada saya sebagai bentuk keramahtamahannya," kata Savvidou.

"Hal yang penting untuk dilakukan saat ini adalah agar keluarga Laila mendapatkan suaka sehingga bisa mendampinginya melakukan perjalanan ke Jerman untuk bertemu cucunya," lanjutnya.

"Kami terus berupaya secepatnya mengurus dokumen yang diperlukan. Dia akan mendapatkan paspor dan kartu identitas dalam waktu dua bulan."

"Dengan itu Laila secara teori sudah bisa melakukan perjalanan. Namun kami juga akan mengupayakan setidaknya satu anggota keluarganya yang lain dapat menemaninya pergi ke Jerman," ujar Savvidou.

https://internasional.kompas.com/read/2018/05/30/20382261/perempuan-pengungsi-suriah-berusia-111-tahun-ingin-bertemu-dua-cucunya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke