Salin Artikel

Taliban Ingin Mengakhiri Perang dengan Dialog Damai

Namun, mereka juga memperingatkan, pesan tersebut bukanlah indikasi kelemahan dan kelompok tersebut tetap akan bertarung melawan pasukan Amerika Serikat.

Serangan agresif AS di Afghanistan sejak Agustus lalu telah menekan Taliban keluar dari beberapa pusat distrik dan dua ibu kota provinsi.

Namun, Taliban masih menguasai sebagian besar wilayah pedesaan dan telah menanggapi serangan AS dengan dua teror mematikan di Kabul dalam beberapa pekan terakhir, menewaskan hampir 150 orang.

Serangan Taliban tersebut memperkuat pendirian AS dan pemerintah Afghanistan untuk tidak memulai pembicaraan dengan para pemberontak.

"Prioritas kami adalah memecahkan masalah Afghanistan melalui dialog yang damai," kata Taliban.

Mereka menyatakan AS harus mengakhiri pendudukan di Afghanistan dan menerima hak Taliban untuk membentuk pemerintahan sesuai dengan kepercayaan rakyat.

Taliban juga menegaskan kesediaan mereka untuk menemukan solusi damai yang tidak boleh dianggap sebagai tanda kelemahan.

"Ini bukan berarti kami lelah atau kemampuan kami sudah lemah," tambahnya.

Juru bicara pemerintah Aghanistan menolak untuk berkomentar mengenai hal tersebut.

Sementara itu, juru bicara pimpinan militer NATO di Afghanistan Tom Gresback mengatakan, serangan Taliban terhadap warga sipil baru-baru ini menunjukkan ketidaksiapan mereka untuk memasuki perundingan damai.

"Pernyataan Taliban tidak menunjukkan kesediaan untuk terlibat dalam perundingan damai," katanya.

Sebelumnya, Taliban mengaku bertanggung jawab atas dua serangan teror mematikan Janauri lalu, seperti serangan di Hotel Intercontinental dan bom ambulans di Kabul.

https://internasional.kompas.com/read/2018/02/15/15061111/taliban-ingin-mengakhiri-perang-dengan-dialog-damai

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke