Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mundur, Menteri Separtai Desak PM Turki Turut Mundur

Kompas.com - 26/12/2013, 04:11 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

ANKARA, KOMPAS.com - Tiga menteri utama Turki mengundurkan diri, Rabu (25/12/2013), terkait skandal korupsi tingkat tinggi di negara itu. Salah satu menteri mendesak Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan turut mundur. Menteri itu berasal dari partai yang sama dengan Erdogan.

"Saya mengundurkan diri sebagai menteri dan anggota parlemen," kata Menteri Lingkungan Hidup Turki Erdogan Bayraktar, Rabu, di siaran televisi swasta NTV. "Saya percaya perdana menteri juga harus mengundurkan diri."

Pernyataan Bayraktar merupakan kejadian pertama Erdogan mendapat tantangan pengunduran diri dari kolega yang sama-sama berasal dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

Pada Rabu, Menteri Ekonomi Zafer Caglayan dan Menteri Dalam Negeri Muammer Guler juga mengumumkan pengunduran diri mereka. Anak-anak dari kedua menteri ini ada dalam deretan sekitar dua lusin tersangka pelaku suap dan korupsi.

Penyelidikan atas dugaan skandal korupsi papan atas ini telah meluas bahkan menjangkau sekutu dekat pemerintah. Pengusaha ternama pun terseret perkara ini, tak terkecuali para eksekutif Halkbank, bank milik negara.

Anak Bayraktar juga ditahan pekan lalu tetapi belum dikenakan dakwaan. Dia pun telah dibebaskan kembali dan jadwal sidangnya ditunda.

Skandal korupsi ini diduga terkait dengan beragam pelanggaran termasuk memfasilitasi suap untuk proyek konstruksi dan penyelundupan emas ilegal ke Iran.

Erdogan adalah pemimpin Turki sejak 2002. Dia sudah menyatakan bahwa kasus ini adalah kampanye kotor terhadap pemerintahannya.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Rabu, Erdogan tak mengomentari pengunduran tiga menteri utamanya. Dia hanya menyatakan ulang bahwa kasus ini merupakan konspirasi melibatkan kekuatan internasional. Erdogan pun bersikukuh AKP memiliki catatan yang bersih.

Para pengamat mengatakan kasus ini mencuat seiring retaknya hubungan Erdogan dengan mantan sekutunya, Fethullah Gulen, ulama yang tinggal di Amerika Serikat dan punya pengaruh besar ke kepolisian dan peradilan Turki.

Kasus ini muncul menjelang pemilihan lokal yang penting, dijadwalkan berlangsung pada Maret 2014, yang disusul pemilu presiden pada Agustus 2014.

Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Bayraktar menudingkan jari pada Erdogan. Dia mengatakan sebagian besar proyek konstruksi yang disebut dalam penyelidikan skandal korupsi ini digarap dengan persetujuan Erdogan.

"Hak perdana menteri untuk memilih menteri yang akan bekerja bersamanya atau ingin dia hapus," kata Bayraktar. "Tapi saya tak mundur karena tekanan atas operasi yang melibatkan suap dan korupsi... karena mayoritas rencana pembangunan dalam berkas penyelidikan dilakukan dengan persetujuan perdana menteri."

Pukulan lain untuk Erdogan, mantan menteri dalam negeri dan anggota parlemen saat ini Idris Naim Sahin, pendahulu ke Guler, juga mengajukan pengunduran diri. Menurut Sahin, kebijakan pemerintah telah memprovokasi sentimen permusuhan dan diskriminatif. "Menyebabkan hilangnya kepercayaan... dan kekecewaan."

Kasus dugaan skandal korupsi masih terus meluas. Teranyar, jaksa di Ankara mengatakan tengah membuka penyelidikan atas otoritas kereta api nasional. Penyelidikan ini terkait dugaan korupsi dalam tender terbuka di perusahaan itu. Namun sejauh ini belum ada penangkapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com